Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Jagung Masih Tinggi, Bulog Tetap Serap

Perum Bulog tetap melakukan serapan jagung petani kendati harga pasaran sudah di atas ketetapan pemerintah yang hanya Rp3.200/kg.
Pekerja mengemas jagung impor yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru
Pekerja mengemas jagung impor yang akan didistribusikan ke peternak di Gudang Bulog, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/1/2019)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog tetap melakukan serapan jagung petani kendati harga pasaran sudah di atas ketetapan pemerintah yang hanya Rp3.200/kg.

Direktur Pengadaan Perum Bulog Bachtiar mengatakan instansinya tetap melakukan walaupun harga jual masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP). Bachtiar mengatakan Perum Bulog menyerap dengan kondisi harga jagung mencapai lebih dari Rp4.000/kg.

"Kita serapan jagung terus jalan. Jumlahnya berapa sekarang belum saya cek tapi kita tetap serap jagung terus. Harga kan sekarang Rp4.000/kg lebih sedikit. Kami beli sekarang komerisal karena hpp tidak masuk. Kami beli jual beli langsung komersial dan kami jual langsung kepada mitra yang butuh," katanya kepada Bisnis pada Minggu (24/3).

Dalam polemik ketersediaan jagung, Bachtiar menjelaskan posisi Bulog lebih sebagai distributor dalam hal penyerapan dalam negeri. Dimana perseroan menyerap langsung jual ke mitra pemesan. Pasalnya belum ada penugasan khusus untuk membuat cadangan jagung pemerintah, lagipula jagung yang disimpan terlalu lama beresiko jamuran. Mlaau serspan gak ada persoalan kta langssung kual tidak simpan sperti cbp.

Bachtiar mengungkapkan memang ada permintaan supaya Bulog menyerap sekitar 3 juta ton dari Dewan Jagung Nasional sebagai buffer stock. Akan tetapi, Bulog akan tetap menyerap sesuai kemampuannya.

Permasalahan utama adalah infrastruktur dimana perseroan belum memiliki silo maupun dryer yang memadai. Jadi seandainya pun menyerap banyak tetap tidak bisa disimpan terlalu lama lain halnya dengan beras.

"Kalau sudah punya itu dan dryer, itu baru mantap. Kami dengan kapsitas panjang bisa simpan sampai 6-12 bulan. Ada kemungkinan kita akan bangun. Pelan-pelan kita lakukan," katanya.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita mengatakan telah berdiskusi dengan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso agar perusahaan plat merah mulai memiliki cadangan jagung mulai tahun ini.

"Saya sudah diskusi dengan Dirut Bulog, bahwa Bulog seharusnya punya simpanan jagung minimal 250.000 ton pada 2019. Itu sudah paling ideal," tegasnya kepada Bisnis belum lama ini.

Dengan begitu cadangan tersebut bisa digunakan pada musim paceklik. Pasalnya berkaca dari kasus 2018, harga jagung meroket sampai dengan Rp6.000/kg atau naik 100% dibandingkan dengan harga acuan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper