Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelni Siap Belanja Kapal untuk Perbesar Pendapatan Komersial

Pelni menyiapkan sejumlah dana untuk belanja kapal sejalan dengan langkah BUMN pelayaran itu memperbesar pendapatan dari kegiatan komersial.
Kapal milik PT Pelayaran Indonesia (Pelni) KM Dobonsolo merapat di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Kapal milik PT Pelayaran Indonesia (Pelni) KM Dobonsolo merapat di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (7/1/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pelni menyiapkan sejumlah dana untuk belanja kapal sejalan dengan langkah BUMN pelayaran itu memperbesar pendapatan dari kegiatan komersial.


Perseroan akan melakukan pengadaan kapal tongkang, roll on-roll off (ro-ro)/multipurpose, kapal untuk tol laut, dan pinisi, senilai Rp322 miliar yang diambil dari pos belanja modal 2019. 


"Saat ini kami mau ke arah komersial, jadi ada penambahan kapal," kata Pelaksana Harian Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero) Yahya Kuncoro saat dihubungi, Minggu (24/3/2019).


Volume pengadaan dan spesifikasi setiap jenis kapal saat ini masih dikaji. Yahya menuturkan penambahan kapal tongkang diperlukan seiring dengan bisnis pengangkutan batu bara yang digeluti perseroan untuk memasok kebutuhan pembangkit listrik PLN. 


Sebelumnya, Pelni mengungkapkan rencana mengangkut batu bara sekitar 100.000 ton per bulan ke PLTU di sejumlah daerah menggunakan tongkang ukuran 300 feet ke atas atau bulk carrier mulai dari handysize vessel


Pelni juga siap mengangkut kargo curah kering lainnya, seperti aluminium dari PT Inalum di Kuala Tanjung ke Tanjung Priok, untuk selanjutnya dipasok ke industri berbasis bahan baku aluminium di Jabodetabek. Perusahaan juga menjajaki kerja sama dengan Krakatau-Posco untuk mengangkut produk baja dan dengan industri nikel di Morowali. 


Sementara itu, kapal ro-ro atau multipurpose akan dipakai untuk menopang bisnis wisata bahari. Menurut Yahya, bisnis kapal penumpang cenderung stagnan belakangan ini sehingga perlu dikombinasi dengan kegiatan pariwisata. Kapal itu nantinya memungkinkan wisatawan mengangkut pula kendaraannya.


"Kapal ro-ro umumnya untuk jarak dekat. Nah, kami sedang kaji untuk long distance. Makanya, spesifikasi kapal tentunya juga berbeda dengan ro-ro pada umumnya. Ini sedang kami kaji," jelas Yahya.

WISATA BAHARI

Bisnis wisata bahari juga bakal diperkuat dengan pengadaan kapal pinisi. Pada tahap awal, tutur Yahya, sebagian besar pengadaan akan dilakukan dengan menyewa dan hanya sebagian kecil yang membeli. Cara ini ditempuh sebagai batu loncatan sebelum Pelni melompat ke bisnis kapal pesiar (cruise).


"Cruise harganya lumayan, mendekati triliun. Demand-nya, segmen pelanggannya, juga kami perlu pelajari. Rasanya tidak cukup mengandalkan wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara. Belum lagi kesiapan pelabuhan untuk sandar," jelas Yahya.


Kapal pinisi akan dioperasikan di Labuan Bajo dan Raja Ampat. Yahya menjamin aktivitas Pelni tidak akan berimpitan dengan kapal pelayaran rakyat (pelra) setempat yang lebih dulu beroperasi di kedua destinasi wisata popular itu. 


Pasalnya, Pelni akan menyewa kapal pelra yang sudah ada dan bekerja sama dengan pemilik. Menggunakan dana Pelni, kapal akan dimodifikasi menggunakan mesin kapal. 


"Banyak kapal di sana menggunakan mesin truk sehingga tidak akan di-cover asuransi jika terjadi kecelakaan. Penumpangnya mungkin ter-cover asuransi, tapi kapalnya tidak. Ini sekaligus kami nanti edukasi keselamatan pelayaran," ujarnya.


Adapun pengadaan kapal tol laut merupakan realisasi penyertaan modal negara (PMN) 2016 kepada Pelni senilai Rp500 miliar. Dari rencana pengadaan lima kapal, masih satu kapal yang belum direalisasikan oleh perseroan.


Pelni tahun ini menganggarkan belanja modal Rp1,1 triliun, sedikit turun dari capital expenditure (capex) tahun lalu yang sebesar Rp1,2 triliun. 


Selain untuk pengadaan kapal, dana akan dialokasikan untuk pengadaan kontainer Rp57 miliar, pembelian alat kesehatan dan bangunan rumah sakit Rp341 miliar, serta sarana penunjang, seperti bangunan kantor, tanah, peranti teknologi informasi, dan kendaraan senilai Rp362 miliar.


Pelni tahun lalu membukukan pendapatan Rp4,9 triliun yang 54% di antaranya disumbang dari kegiatan yang disubsidi pemerintah dan kewajiban pelayanan publik (PSO). Sisanya berasal dari kegiatan komersial. Tahun ini, perusahaan mengincar omzet Rp5,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper