Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belt & Road Initiative Sebaiknya Dukung Pengembangan Energi Terbarukan di Tanah Air

China lebih fokus berinvestasi di PLTU batu bara. Padahal, Indonesia berupaya meninggalkan batu bara dan mempercepat pengembangan energi terbarukan.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia sebaiknya memanfaatkan Belt and Road Initiative untuk mendorong percepatan pengembangan energi terbarukan di Tanah Air.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform Fabby Tumiwa mengatakan melihat pengalaman yang ada, China lebih fokus berinvestasi di PLTU batu bara. Padahal, Indonesia berupaya meninggalkan batu bara dan mempercepat pengembangan energi terbarukan.

“Sesuai dengan target KEN, untuk mencapai bauran energi terbarukan sebesar 23% diperlukan tambahan 35 gigawatt pembangkit energi terbarukan hingga 2025. RUPTL PLN 2019-2028 merencanakan pembangunan pembangkit energi terbarukan hanya sebesar 16 GW sampai 2028, " tuturnya dalam pernyataan tertulis yang diterima Bisnis.com, Jumat (22/3/2019).

Sebelumnya, pemerintah siap mengajukan 28 proyek senilai US$91,1 miliar kepada para investor China, sebagai bagian dari partisipasi Indonesia di China’s Belt and Road Initiative (BRI).

Menurut Fabby dari 28 proyek tersebut sedikitnya ada 3 proyek yang diusulkan merupakan proyek PLTU dengan kapasitas 2,1GW dengan nilai investasi setidaknya mencapai sekitar US$2,94 miliar.

Di sisi lain, potensi energi terbarukan yang dapat dikembangkan di Indonesia mencapai 716 GW sampai 2030. Dalam kajian IESR, untuk mencapai target KEN diperlukan investasi sebesar US$72,5 miliar hingga 2025.

Institusi riset dan advokasi di bidang energi dan kebijakan lingkungan ini pun menyarankan agar pemerintah mengusulkan kerja sama bilateral melalui forum BRI ini untuk "10 GW Clean Energy Acceleration Development Initiative". Inisiatif tersebut difokuskan pada pengembangan pembangunan listrik tenaga surya (PLTS) skala utilitas, PLT Bayu, PLT Panas Bumi, dan PLT Biomassa serta PLT Mini Hidro.

Nantinya, inisiatif ini meliputi kerja sama teknologi, pendanaan dan investasi, yang melibatkan PLN, PGE, dan BUMN lain serta pelaku usaha swasta Indonesia, institusi finansial dan rekanan mereka.

Selain itu, kerja sama dalam pemetaan sumber daya energi terbarukan yang akurat, dan transfer pengetahuan serta riset gabungan antarnegara terutama di bidang integrasi VRE dan pumped storage juga dapat dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper