Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Proyeksikan Tidak Ada Kenaikan Suku Bunga Acuan di 2019

Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve pada hari Rabu (20/3/2019) mengakhiri laju pengetatan kebijakan moneter tahun ini, dengan tidak memproyeksikan kenaikan suku bunga tahun ini di tengah tanda-tanda perlambatan ekonomi.
/Reuters
/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA –Bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve mengisyaratkan tidak akan menaikan suku bunga pinjaman selama tahun ini akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi selain terjadinya penurunan pengeluaran dan ketidakpastian global yang meluas.

Perubahan itu dinilai agresif sehingga mengejutkan para ekonom karena pada September tahu lalu The Fed berencana menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2019.

"Mungkin perlu waktu sebelum prospek lapangan kerja dan inflasi jelas untuk membuat satu perubahan kebijakan," kata Gubenur bank sentral AS, Jerome Powell kepada wartawan sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (21/3).

Dia juga mengatakan bahwa pertumbuhan global yang telah menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi AS, mulai melambat terutama di Eropa dan China. 

Perubahan itu dapat memicu spekulasi bahwa kenaikan terbaru pada bulan Desember tahun lalu yang dilaksanakan di tengah aksi jual Wall Street dan tanda-tanda melemahnya kegiatan ekonomi, bertujuan untuk menunjukkan independensi bank sentral dari Presiden Donald Trump.

Pergeseran kebijakan itu menunjukkan sembilan dari 17 anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan kebijakan, akan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka untuk tahun ini.

Akan tetapi prediksi itu juga menegaskan bahwa penaikan tingkat suku bunga akan menjadi kebijakan utama meski hal itu diperkirakan tidak akan terjadi sampai tahun 2020.

Kesimpulan itu dapat ditarik karena adanya perubahan mencolok dalam pernyataan dari FOMC yang memilih dengan suara bulat untuk mempertahankan tingkat key rate pada 2,25% hingga 2,5%.

Keputusan itu mengakhiri laju pengetatan kebijakan moneter tahun ini.

Selain itu, The Fed juga mengatakan akan menghentikan laju penurunan stabil terhadap neraca bank sentral pada bulan September mendatang.

Langkah-langkah yang diumumkan setelah berakhirnya pertemuan kebijakan yang berlangsung dua hari tersebut berarti upaya bertahap The Fed untuk menormalkan kebijakan moneter akan berakhir.

Pada akhir 2015, bank sentral pertama kali melakukan pengetatan suku bunga. dari tingkat mendekati nol dalam menanggapi krisis keuangan dan resesi di tahun 2007-2009.

Setelah menurunkan ekspektasi pertumbuhan, pengangguran dan inflasi AS, para pembuat kebijakan mengatakan patokan suku bunga The Fed, atau Fed Funds Rate, kemungkinan akan tetap pada tingkat saat ini antara 2,25% dan 2,50% setidaknya sepanjang tahun ini.

Berbeda dengan proyeksi sepanjang tahun lalu, pejabat The Fed tidak lagi melihat perlunya menaikkan suku bunga ke level "terbatas" sebagai penjaga terhadap inflasi, yang tetap bertahan di bawah target 2% bank sentral.

Mereka juga mengatakan akan memperlambat pengurangan kepemilikan aset bulanan sebanyak US$50 miliar mulai Mei mendatang dan menghentikan semuanya pada bulan September.

Dalam hal tingkat suku bunga, The Fed memangkas proyeksi kenaikan tahun ini menjadi nol dari dua kali kenaikan pada bulan Desember dalam menghadapi lonjakan risiko ekonomi. Setidaknya sembilan dari 17 pejabat The Fed mengurangi pandangan mereka untuk suku bunga The Fed.

"Mungkin perlu waktu sebelum prospek lapangan kerja dan inflasi menyerukan dengan jelas terhadap perubahan kebijakan," kata Gubernur The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan kebijakan, seperti dikutip Reuters.

Dalam pertemuan kali ini, The Fed juga menegaskan kembali bahwa mereka akan "bersabar" sebelum menaikkan atau menurunkan suku bunga lagi.

"Sabar berarti kita tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan," kata Powell.

Pertumbuhan berkelanjutan dan pasar tenaga kerja yang sehat tetap menjadi "kemungkinan besar" skenario bagi ekonomi AS, ungkap komite penetapan suku bunga The Fed dalam sebuah pernyataan kebijakan.

Proyeksi ekonomi yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan para pembuat kebijakan memperkirakan ekonomi AS hanya tumbuh 2,1% pada tahun 2019, jauh di bawah pertumbuhan sekitar 3% pada tahun 2018 dan yang menurut pemerintahan Trump akan terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper