Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketika Pajak Per Februari Hanya Tumbuh 4,6 Persen

Bayang-bayang shortfall penerimaan pajak makin mengintai dengan melihat realisasi penerimaan pajak per akhir Februati yang tumbuh melambat di angka 4,66 persen.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bayang-bayang shortfall penerimaan pajak makin mengintai dengan melihat realisasi penerimaan pajak per akhir Februati yang tumbuh melambat di angka 4,66 persen.

Padahal tahun lalu, dengan berbagai dinamikanya, penerimaan pajak pada bulan yang sama mampu tumbuh di angka 13,48 persen.

Dalam buku APBN Kita Edisi Maret 2019 yang dikutip Selasa (19/3/2019) mengungkap, anjloknya pertumbuhan penerimaan pajak ini merupakan implikasi dari pertumbuhan penerimaan PPN yang tercatat minus 10,4 persen.

Seperti diketahui setoran PPN pada bulan Februari 2019 sebesar Rp57,44 triliun lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp63,8 triliun atau mampu tumbuh di angka 18,02 persen.

Adapun salah satu penyebab menurunnya kinerja penerimaan PPN adalah melambatnya kinerja penerimaan PPN Impor yang dipengaruhi kinerja impor.

Perlambatan pertumbuhan pajak-pajak atas impor terjadi seiring dengan melambatnya laju impor Indonesia. Nilai Impor Indonesia di bulan Januari 2019 mengalami penurunan 1,83 persen (yoy) bila dibandingkan dengan bulan Januari 2018, dari US$15,31 miliar menjadi US$15,03 miliar.

Namun demikian, pajak-pajak atas Impor masih menunjukkan pertumbuhan positif 1,16 persen (yoy), didorong oleh PPh Pasal 22 Impor yang tumbuh 3,96 persen (yoy) sedangkan PPN Impor tumbuh 0,79 persen (yoy).

PPnBM Impor mengalami penurunan 23,58 persen (yoy), hal ini cukup wajar mengingat jenis barang-barang yang tergolong mewah memang merupakan target utama kenaikan tarif impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper