Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN KHUSUS: Menengok Kiprah BUMN di Lantai Bursa

Kinerja saham pelat merah sepanjang 2019 terbilang cukup apik.
Ilustrasi - Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Ilustrasi - Karyawati berkomunikasi di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/2/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja saham pelat merah sepanjang 2019 terbilang cukup apik. Hal ini ditandai dengan penguatan Indeks BUMN 20 tumbuh 6,52% secara year-to-date (ytd).

Pada penutupan perdagangan Senin (18/3), Indeks BUMN 20 naik 1,09% menjadi 417,76. Kinerjanya sepanjang tahun berjalan berhasil melampaui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menanjak 5,08% secara ytd.

Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menyampaikan bahwa banyak perusahaan berkapitalisasi besar yang mendorong kinerja Indeks BUMN 20 sepanjang 2019, seperti BBRI, BBNI, dan WIKA. Hal ini disebabkan oleh kinerja saham perbankan yang sempat tertekan pada akhir 2018, dan kembali menguat pada awal tahun ini.

Dari sisi fundamental, saham-saham BUMN yang dinilai prospektif ialah perbankan dengan likuiditas kendor. Alasannya, saat ini perusahaan perbankan tengah mengalami pengetatan pendanaan.

“BBRI dan BBNI prospektif. Namun, karena kami baru cover BBNI, target harganya Rp10.800 pada 2019,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/3/2019).

Menurut Frederik, saham BUMN lainnya yang cukup prospektif ialah PGAS. Kinerja perusahaan energi itu terkatrol seiring dengan sinergi Holding BUMN Energi dengan PT Pertamina (Persero).

Sementara itu, sektor yang cukup menantang pada 2019 adalah komoditas seiring dengan fluktuasi harga global. Dari sisi permintaan, komoditas seperti batu bara belum menunjukkan peningkatan permintaan yang signifikan.

Di sisi lain, kinerja emiten konstruksi diprediksi melambat karena anggaran pemerintah pada tahun ini hanya bertumbuh 1 digit. Perusahaan juga lebih fokus menyelesaikan kontrak dari periode sebelumnya.

“Dengan demikian, kita tidak memiliki ekspektasi pertumbuhan signifikan untuk sektor konstruksi pada 2019,” imbuhnya.

Berbeda pandangan, Kepala Riset Ciptadana Sekuritas Arief Budiman berpendapat, sektor konstruksi masih positif pada 2019, seiring dengan estimasi pembayaran yang diterima dari sejumlah proyek. Dengan demikian, kinerja pendapatan perusahaan dapat bertumbuh.

“Kami masih memproyeksikan overweight untuk sektor konstruksi,” paparnya dalam riset.

Sejumlah saham yang mendapat rekomendasi beli ialah PTPP dengan target harga Rp2.900, WIKA Rp2.420, ADHI Rp2.260, WSKT Rp2.620, dan WTON Rp680. Target harga tersebut diharapkan tercapai pada tahun ini.

Sementara itu, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Lee Young Jun memfavoritkan saham-saham sektor perbankan. Ada tiga alasan yang mendasarinya yakni perbaikan Net Interest Margin (NIM), pertumbuhan kredit, dan proyeksi raihan dividen.

Bank BUMN pilihannya adalah BBNI dan BMRI dengan proyeksi target harga masing-masing Rp11.450 dan Rp8.700. Jadi, saham BUMN mana yang akan Anda pilih hari ini?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bisnis Indonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper