Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Segera Kirim Tim ke Ethiopia Investigasi Boeing 737 MAX 8

Kemenhub, yang merepresentasikan Pemerintah Indonesia, akan melibatkan diri dalam proses investigasi jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines di Ethiopia.
Bagian mesin pesawat terlihat di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302, di dekat Kota Bishoftu, sebelah tenggara Ibukota Addis Ababa, Ethiopia, Senin (11/3/2019)./REUTERS-Tiksa Negeri
Bagian mesin pesawat terlihat di lokasi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan ET 302, di dekat Kota Bishoftu, sebelah tenggara Ibukota Addis Ababa, Ethiopia, Senin (11/3/2019)./REUTERS-Tiksa Negeri

Bisnis.com, PANGKALPINANG - Kementerian Perhubungan (Kemenhub), yang merepresentasikan Pemerintah Indonesia, akan melibatkan diri dalam proses investigasi jatuhnya pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines di Ethiopia.


Hal itu dilakukan setelah adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dan kesamaan seri pesawat dengan yang jatuh di perairan Karawang Oktober 2018 milik maskapai Lion Air.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan bahwa pihaknya tengah intensif memperhatikan peristiwa jatuhnya pesawat bernomor penerbangan EA 302 tersebut.

"Hari-hari ini kita lakukan suatu intensifikasi termasuk kami mengirimkan tim ke Addis Ababa, Ethiopia," ungkapnya, di sela-sela kunjungan dalam Peresmian Terminal Bandara Depati Amir, Pangkalpinang, Kamis (14/3/2019).


Budi Karya melanjutkan bahwa pihaknya segera melarang secara permanen pesawat jenis tersebut untuk mengudara di Indonesia, setelah mengumumkan akan melarang selama sepekan.


Kemenhub, lanjutnya, akan berkoordinasi dengan Federation Aviation Administration (FAA) dan Uni Eropa serta regulator internasional membahas kasus kecelakaan yang terjadi di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia,  yang menimpa Ethiopian Airlines.


"Karena kasus yang terjadi di Addis Ababa berbeda dengan yang terjadi di Karawang [yang menimpa Lion Air JT-610]. Mereka itu baru 6 menit dan ketinggiannya belum 1.000 feet, landing gear saja belum naik, sehingga ada satu evaluasi yang lain daripada saat kita mengevaluasi kejadian di maskapai kita," ujarnya.


Dia juga mengakui memang ada persamaan dalam peristiwa nahas tersebut dengan yang terjadi di Karawang Oktober 2018 dari sisi laporan pilot mengenai masalah pengendalian pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper