Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenperin Akan Godok SNI BjLAS Warna Tipis

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan membuat standarisasi baja lapis seng (BjLAS) dengan ketebalan kurang dari 0,2mm. Hal tersebut dilakukan agar harga produk BjLAS dalam negeri dapat bersaing dengan produk Baja Canai Dingin atau BjLAS Warna impor dari China yang mendominasi pasar BjLAS Warna di dalam negeri.
Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman
Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan membuat standarisasi baja lapis seng (BjLAS) dengan ketebalan kurang dari 0,2 mm. Hal tersebut dilakukan agar harga produk BjLAS dalam negeri dapat bersaing dengan produk Baja Canai Dingin atau BjLAS Warna impor dari China yang mendominasi pasar BjLAS Warna di dalam negeri.

Seperti diketahui, Baja Canai Dingin telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) yang mengatur bahwa Baja Canai Dingin memiliki ketebalan setidaknya 0,2 mm. Namun demikian, Baja Canai Dingin impor dari China melalui kebijakan tersebut melalui HS BjLAS Warna.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportas, dan Elektronika Kemenperin Harjanto mengatakan kementerian mengusahakan agar SNI BjLAS dengan ketebalan di bawah 0,2 mm dapat rampung pada tahun ini. Kementerian, ujarnya, akan mempersiapkan tim teknis pengaturan standar tersebut.

"Kita lihat saja prosesnya. Kalau industri kan mau semua cepat, apalagi yang merasa ada dampaknya. Kalau bisa tahun ini [rampung] kenapa tidak," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (12/3/201).

Di sisi lain, Harjanto menambahkan agar para pelaku usaha menyerap produk dalam negeri untuk kebutuhan konstruksi. Namun demikian, Dia memberi catatan kementerian akan secara selektif meperbolehkan impor BjLAS Warna di bawah 0,2 mm untuk kebutuhan industri engeneering.

Dihubungi terpisah, VP Marketing PT NS Bluescope Indonesia Sally Dandel berharap agar beleid tersebut rampung dan dapat diimplementasikan pada akhir semester I/2019. Alhasil, lanjutnya, utilitas semua pabrik lokal dapat mencapai 100% dan pertumbuhan industri BjLAS dapat berakselerasi sekitar 3%.

Sally mengakui produk dalamnegeri kalah bersaing dengan BjLAS Warna impor China. Hal tersebut, menurutnya, disebabkan oleh produk dalam negeri yang memiliki kualitas yang lebih tinggi. Di lain sisi, produk impor tersebut tidak demikian.

Perseroan, lanjutnya, mencatat dapat memproduksi BjLAS Warna pada tahun lalu sebesar 55.000 ton per tahun. Adapun, produksi baja lapis logam masih mendominasi yakni sebanyak 210.000 ton per tahun.

Pada tahun ini, perseroan akan fokus memasarkan BjLAS Warna perseroan atau Colorbond untuk kebutuhan konstruksi bangunan-bangunan ikonik di dalam neger melalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait.

Proyek Konstruksi Lesu

Seperti diketahui, beberapa proyek infrastuktur telah dan akan rampungpada tahun ini. Sekitar 50% dari pengembang rumah murah memutuskan untuk menahan pembangunan hingga beleid pembiayaan rumah murah yang baru rampung.

Menanggapi hal tersebut, Sally berujar perseroan masih optimis pasar masih mampu menyerap produk perseroan pada tahun ini. Pasalnya, sambungnya, perseroan akan menyasar sektor komersial pada tahun ini.

Di samping itu, Sally menuturkan perseroan telah berupaya mengajak pemerintah untuk menggunakan baja dalam pembangunan rumah murah alih-alih batu-bata. Perseroan, menurutnya, telah bekerja sama dengan beberpaa perguruan tinggi negeri dalam usahanya tersebut.

"Karena kalau rumah dibuat dari baja akan lebih tahan gempa. Kami berusaha memberikan edukasi-edukasi supaya lebih banyak lagi rumah murah yang sesuai budget-nya menggunakan materal baja juga," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper