Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perdagangan Bebas Indonesia-Australia Bisa Kerek Ekspor Tekstil US$800 Juta

Perdagangan bebas Indonesia-Australia dalam kerangka IA-CEPA berpotensi mendongkrak ekspor tektil hingga empat kali lipat.
Perkembangan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia hingga 2015./ Bisnis
Perkembangan ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia hingga 2015./ Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA-Asosiasi Pengusaha Tekstil atau API memperkirakan lonjakan nilai ekspor ke Australia bisa menembus US$800 juta dalam tiga tahun ke depan.

Ketua API Ade Sudrajat mengungkapkan ditekennya perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia kelak bakal membuka keran eskpor. Sebagai salah satu sektor manufaktur unggulan barang tekstil asal Indonesia akan lebih mudah menembus pasar Negeri Kanguru tersebut.

Ade menilai meski populasinya kecil, hanya sekitar 20 juta jiwa, pendapatan per kapita Australia cukup tinggi. Di samping itu, Australia mempunyai empat musim silih berganti sepanjang tahun.

“Dari faktor tersebut saja, untuk pakaian musiman, sudah sangat besar,” ungkap Ade kepada Bisnis.

Peluang tersebut pada akhirnya akan mendongkrak ekspor tekstil secara volume sekaligus nilai. “Ekspor tekstil sekarang US$200 juta ke Australia, tiga tahun ke depan bisa mencapai US$800 juta karena barang mudah masuk dan dikenakan tarif rendah,” tambah Ade.

Berdasarkan catatan Bisnis, ada tiga hal utama yang menjadi hasil perjanjian IA-CEPA.

Pertama, soal akses pasar barang. Dengan diberlakukannya IA-CEPA, Australia mengeliminasi semua pos tarifnya (6.474 pos tarif) menjadi 0%.

Kedua, peningkatan sumber daya manusia melalui program pertukaran tenaga kerja antarperusahaan Indonesia-Australia dalam rangka transfer know how, investasi kerja sama high skilled workers, serta penambahan kuota work and holiday visa.

Ketiga, Indonesia dan Australia akan membuka akses lebih besar untuk servis and investasi (services and investment), khususnya di sektor tambang, energi, besi dan baja, jasa keuangan, sekolah kejuruan (vocational education), pariwisata, kesehatan, dan agribisnis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Kahfi
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper