Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peternak Unggas Enggan Serap Sisa Cadangan Beras

Peternak unggas tegaskan tolak tampung cadangan beras pemerintah (CBP) yang telah masuk masa tenggang.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Kepala Bulog Budi Waseso (kedua kiri) mengecek ketersediaan stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Kepala Bulog Budi Waseso (kedua kiri) mengecek ketersediaan stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Peternak unggas tegaskan tolak tampung cadangan beras pemerintah (CBP) yang telah masuk masa tenggang.

Berdasarkan Permentan no. 38/2018 dan Permenko no. 5/2018 mengharuskan pelepasan CBP dilakukan apabila CBP telah melampaui Batas Waktu Simpan paling  sedikit empat bulan atau berpotensi atau mengalami penurunan mutu. Adapun stok CBP tahun ini adalah hasil pengadaan pada 2018.

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Singgih Januratmoko menegaskan bahwa peternak unggas tidak akan menggunakan beras kualitas buruk untuk digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku pakan ternak.

"Untuk beras tidak bisa untuk pakan. Itu bisa untuk pakan ayam kampung. Kalau broiler atau layer tidak bisa. Jadi bisanya ayam kampung saja," katanya pada Senin (4/3)

Singgih mengatakan kalau pun beras digunakan sebagai pakan ternak pun hanya bisa memenuhi sedikitkebutuhan protein karbohidrat saja. Sementara untuk asupan vitamin tidak akan cukup, akibatnya perkembangan tumbuh daging tidak akan maksimal.

Kendati jagung di lapangan masih lebih tinggi daripada harga acuan pemerintah yakni Rp3.150/kg, Singgih menegaskan tidak akan menggunakan beras sebagai subtitusi.

"Kami biasanya hanya gandum atau jagung. Itupun harus ada kandungan jagungnya. Kalau dikasih beras tidak masuk sama sekali. Pokoknya untuk ayam tidak bisa sama sekali," tegasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arjun Ansol membenarkan bahwa terdapat beras turun mutu sebanyak 6.800 ton yang berlokasi di Bulog Divre Sumsel dan Babel. Saat ini, pihaknya sedang melakukan mekanisme internal dengan dilakukan proses sortasi dan pemisahan di unit gudang yang berbeda untuk menghindari terkontaminasinya beras baik.

Menurut Arjun hasil laboratorium akan menjadi perseroan dalam menentukan langkah selanjutnya. Apabila memang beras berada dibawah ambang batas keamanan pangan akan dijual sebagai bahan pakan ternak. Sementara beras yang tidak bisa untuk bahan pakan ternak akan dilakukan pemusnahan.

"Beras tersebut merupakan hasil pengadaan Dalam Negeri yang berusia lebih dari satu tahun. Proses sortasi dilakukan untuk memisahkan beras yang masih aman konsumsi dengan beras yang tidak aman konsumsi dengan terlebih dahulu dilakukan pengecekan di laboratorium bersertifikat," katanya.

Menurunnya mutu beras ditengarai akibat pengadaan yang cukup besar dan tidak diimbangi dengan penyaluran. Alhasil terjadi penumpukan stok beras di gudang Bulog. Selain itu, Arjun menilai kebijakan pemerintah yang terus mengurangi pagu Bansos Rastra setiap tahun secara bertahap ke Bantuan Pangan Non Tunai yang tidak mewajibkan komoditasnya beras berasal dari perusahaan, ikut mempengaruhi perputaran barang Bulog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper