Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan : Alokasi Pupuk Subsidi 2019 Sebesar 9,1 Juta Ton

"Ketersediaan pupuk subsidi cukup tahun ini. Angaran Rp29 triliun untuk 9,1 juta ton berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang dibuat kelompok tani, penyuluh, kepala desa dan pemerintah pusat,"
Petugas memantau proses pengisian pupuk kedalam kapal saat produksi ekspor urea di Pelabuhan PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (18/9). PT Pupuk Indonesia menargetkan penjualan ekspor hingga sebesar Rp8,31 triliun sepanjang tahun 2018./ANTARA-Reno Esnir
Petugas memantau proses pengisian pupuk kedalam kapal saat produksi ekspor urea di Pelabuhan PT Pupuk Kaltim di Bontang, Kalimantan Timur, Selasa (18/9). PT Pupuk Indonesia menargetkan penjualan ekspor hingga sebesar Rp8,31 triliun sepanjang tahun 2018./ANTARA-Reno Esnir

Bisnis.com, PURWAKARTA - Kementerian Pertanian mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 9,1 juta ton dengan anggaran sebesar Rp29 triliun pada 2019.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy mengatakan dari segi volume ada sedikit pengurangan jumlah pupuk bersubsidi. Pasalnya berdasarkan hasil hitungan BPS luas tanam tanaman pangan berkurang dari 7,7 juta hektare menjadi 7,1 juta hektare.

Sementara jumlah pupuk bersubsidi mayoritas alokasinya diperuntukkan bagi petani tanaman pangan.

"Ketersediaan pupuk subsidi cukup tahun ini. Angaran Rp29 triliun untuk 9,1 juta ton berdasarkan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang dibuat kelompok tani, penyuluh, kepala desa dan pemerintah pusat," katanya.

Pada tahun lalu serapan pupuk bersubsidi sebesar 99% dari alokasi 9,5 juta ton yang terserap 9,3 juta ton. Sarwo mengatakan kendalanya adalah petani biasa menjual sawah ketika kondisi terhimpit sehingga dalam RDKK berkurang. Adapun tahun ini ditargetkan serapan bisa mencapai 100%.

Selain itu Kementerian Pertanian juga berencana mengembalikan luas tanam yang tergerus sebanyak 600.000 ton.

Sarwo mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan pembangunan lahan rawa menjadi lahan pertanian seluas 500.000 hektare sebagai kompensasi lahan yang teralihkan. Adapun sisa 100.000 hektare masih dicari tapi kemungkinan besar akan tetap mengoptimalkan laham rawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper