Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mantan Gubernur The Fed Janet Yellen Ragukan Donald Trump

Mantan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengutarakan keraguannya atas pemahaman Presiden Donald Trump mengenai tujuan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut. 
Mantan U.S. Federal Reserve Chair Janet Yellen. REUTERS/Kevin Lamarque
Mantan U.S. Federal Reserve Chair Janet Yellen. REUTERS/Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Gubernur Federal Reserve Janet Yellen mengutarakan keraguannya atas pemahaman Presiden Donald Trump mengenai tujuan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut.

“Saya ragu dia [Trump] bahkan dapat mengatakan bahwa tujuan The Fed adalah lapangan kerja yang maksimum dan stabilitas harga. Ini merupakan tujuan yang telah ditetapkan Kongres kepada The Fed,” ungkap Yellen dalam sebuah wawancara dengan American Public Media, seperti dilansir Bloomberg.

“Dia [Trump] membuat komentar tentang The Fed yang memiliki tujuan nilai tukar untuk mendukung rencana perdagangannya, atau mungkin menargetkan neraca perdagangan AS,” lanjut Yellen.

Menurut Yellen, komentar seperti itu menunjukkan kurangnya pemahaman tentang dampak The Fed terhadap perekonomian, dan tujuan kebijakan yang tepat.

Yellen, wanita pertama yang pernah memimpin The Fed, mengundurkan diri pada Februari 2018 setelah Trump memilih menggantinya dengan Jerome Powell.

Menariknya, kenyataan menjadi orang pilihan Trump tidak serta merta membuat Powell aman dari segala kritikan yang dilancarkan secara terbuka oleh Trump soal kenaikan suku bunga Fed. Yellen mengatakan serangan seperti itu bisa menimbulkan kerugian nyata.

“Jika menjadi terpadu, saya pikir hal itu memiliki dampak, terutama jika kondisi di AS untuk alasan apa pun memburuk, itu dapat merusak kepercayaan pada The Fed,” terang Yellen.

Tokoh ekonomi yang kini berkontribusi di Brookings Institution, Washington, tersebut juga mengutarakan keyakinannya pada Powell.

“Saya sangat yakin pada penerus saya, arah kebijakan [The Fed] secara umum akan serupa jika saya tetap menjabat. Sementara itu, perekonomian berjalan dengan baik,” tambahnya.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali sepanjang 2018, meskipun kemudian menahan kebijakan moneternya bulan lalu.

Dalam sebuah konferensi pers pada 30 Januari, Powell menjelaskan bahwa sejumlah tekanan termasuk pertumbuhan yang lebih lambat di luar negeri, kondisi keuangan yang lebih ketat, dan dampak kumulatif dari pengetatan kebijakan masa lalu mendorong otoritas moneter AS itu untuk bersikap sabar soal pergerakan suku bunga berikutnya.

“Ada banyak ketidakpastian yang membayangi prospek, dan memang layak untuk berhenti dan melihat bagaimana segala hal berkembang,” tandas Yellen sependapat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper