Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dituduh Dumping, Industri Kertas Optimistis Tumbuh 5% Tahun Ini

Di tengah tuduhan dumping, industri bubur kertas dan barang kertas masih optimistis masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini.
Peniliti beraktivitas di laboratorium PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), di Pangkalan Kerinci, Riau. Perusahaan telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan demi memastikan memperoleh bibit unggul untuk ditanam di hutan tanaman./Istimewa
Peniliti beraktivitas di laboratorium PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), di Pangkalan Kerinci, Riau. Perusahaan telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan demi memastikan memperoleh bibit unggul untuk ditanam di hutan tanaman./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tuduhan dumping, industri bubur kertas dan barang kertas masih optimistis masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini.

Ketua Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Aryan Warga Dalam menyatakan di tengah tuduhan dumping, pihaknya masih optimistis industri pulp dan kertas masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini.

Apalagi, peluang pasar masih terbuka dan kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat karena ada perluasan. “Harga juga masih bagus, apalagi tahun ini ada permintaan kertas untuk pemilu,” katanya, Senin (25/2/2019).

Lebih jauh, dia menyatakan saat ini pasar dinilai sedang bertumbuh dengan baik dan permintaan dunia masih meningkat sekitar 2%. Namun, tuduhan dumping menjadi penyebab industri pulp dan kertas tumbuh tidak optimal. Beberapa negara yang melayangkan tuduhan tersebut antara lain Amerika Serikat, Australia, India, Pakistan, dan Korea Selatan.

Seperti diketahui, AS dan Australia menganggap Indonesia melakukan praktik Particular Market Situation (PMS). Menurut Aryan, tudingan aksi dumping pulp dan kertas asal Indonesia oleh AS disebabkan oleh kesalahan Negara Paman Sam dalam menentukan harga acuan komoditas tersebut.

Dalam kasus tersebut, AS mengacu pada harga pulp asal Malaysia yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Akibatnya, produsen Indonesia dituding memberikan subsidi atas produk ekspornya.

Pada 2017, AS menuding produk coated paper dan uncoated paper dari Indonesia dikenai subsidi sehingga harga jualnya lebih rendah. Adapun, di Australia tudingan serupa ditujukan kepada produk A4 copy paper yang masih dalam proses negosiasi di Organisasi Dagang Internasional (World Trade Organization/WTO).

Saat ini tercatat, kapasitas produksi kertas Indonesia sebesar 16 juta ton per tahun dan pulp sebesar 11 juta ton per tahun. Pasar utama ekspor pulp dan kertas Indonesia adalah kawasan Asia, seperti China, Korea Selatan, India, Arab Saudi, dan Jepang

Secara global, industri pulp Indonesia merupakan produsen terbesar kesepuluh sementara industri kertas menempati peringkat keenam. Di wilayah Asia, Indonesia merupakan produsen peringkat ketiga untuk industri pulp dan dan keempat untuk industri kertas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper