Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Detil Pembatasan Ekspor Karet Dibahas Awal Maret

Negara-negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC) akan kembali mengadakan pertemuan pada awal Maret untuk membicarakan lebih detail terkait skema pembatasan ekspor karet.
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi
Petani memanen getah karet di Banyuasin, Sumatra Selatan, Selasa (8/1/2019)./Antara-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Negara-negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC) akan kembali mengadakan pertemuan pada awal Maret untuk membicarakan lebih detail terkait skema pembatasan ekspor karet.

Seperti diketahui, pertemuan yang dilangsungkan oleh Indonesia, Malaysia, dan Thailand pada 21-22 Februari  di Bangkok, Thailand menghasilkan sejumlah kesepakatan antara lain memangkas jumlah ekspor karet oleh ketiga negara penghasil karet terbesar dunia ini sebesar 200.000 ton hingga 300.000 ton.

Skema yang dikenal sebagai Agreed Export Tonnage Scheme ini merupakan salah satu solusi yang dihasilkan untuk jangka pendek.

Namun demikian, sejauh ini belum ada ketentuan terkait batasan jumlah ekspor yang harus dilakukan oleh masing-masing negara.

“Proporsinya baru akan dikerjakan 4 Maret. Nanti akan ada rapat lagi di Bangkok,” kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono ketika dihubungi Bisnis pada akhir pekan.

Menurutnya, selama ini jumlah batasan yang dikenakan pada masing-masing negara biasanya bergantung pada total produksi masing-masing negara.

Selain terkait proporsi, rapat pada Maret nanti juga akan membahas waktu dimulainya pembatasan ekspor oleh masing-masing negara.

Adapun, tahun lalu, ekspor karet Indonesia mencapai 3,09 juta ton, turun dari sekitar 3,7 juta ton dari tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper