Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Masih Bersabar, tak akan Naikkan Suku Bunga Acuan

The Federal Reserve kembali menegaskan pendirian mereka terhadap keputusan untuk lebih bersabar dalam memutuskan kebijakan suku bunga acuan dalam kondisi ekonomi domestik yang kuat namun memiliki risiko volatilitas dan terdampak oleh pelemahan global.
Gedung The Fed/Reuters
Gedung The Fed/Reuters

Bisni.com, JAKARTA - The Federal Reserve kembali menegaskan pendirian mereka terhadap keputusan untuk lebih bersabar dalam memutuskan kebijakan suku bunga acuan dalam kondisi ekonomi domestik yang kuat namun memiliki risiko volatilitas dan terdampak oleh pelemahan global.

"Mengingat perkembangan ekonomi, keuangan global dan tekanan inflasi yang diredam, FOMC akan bersabar dalam menentukan penyesuaian tingkat bunga federal yang tepat di masa depan," tulis bank sentral dalam sebuah laporan seperti dikutip oleh Bloomberg, Jumat (22/2/2019) atau Sabtu dini hari (23/2/2019) WIB.

Sebelumnya Gubernur The Fed, Jerome Powell, sudah lebih dahulu menyampaikan hasil pertemuan Federal Open Market Committee pada 30 Januari yang menyimpulkan kenaikan suku bunga akan ditahan untuk sementara waktu.

Sejumlah risiko yang menjadi pertimbangan bank sentral adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan Eropa, proses Brexit, negosiasi dagang antara AS - China, serta dampak shutdown selama lima pekan pada pemerintahan AS.

Powell mengatakan dalam pertemuan FOMC bulan lalu seluruh anggota komite sepakat untuk menjaga tingkat suku bunga acuan pada kisara 2,25% - 2,5%.

Laporan keuangan AS yang dirilis pada Jumat (22/2), menunjukkan bahwa ekspektasi pada inflasi tetap stabil meskipun terjadi penguatan pada pertumbuhan upah dan pasar tenaga kerja sejak akhir tahun lalu.

Payroll AS menguat pada Januari dengan pertumbuhan tertinggi selama satu tahun, melampaui semua perkiraan, sementara upah per jam mengalami kenaikan 0,1% dari pertumbuhan 0,4% pada Desember 2018.

Berdasarkan laporan tersebut, ekonomi AS tetap tumbuh pada pergerakan yang solid berkat pertumbuhan belanja konsumen sepanjang 2018, meskipun terjadi pelemahan pada akhir tahun.

Penjualan ritel turun 1,2% pada Desember dari bulan sebelumnya dan merupakan penurunan tertinggi sejak 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper