Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sucofindo dan WhatsHalal Teken Kerja Sama Sertifikasi produk Halal

PT Sucofindo (Persero) menyatakan keseriusannya untuk menjadi lembaga pengujian dan sertifikasi penyediaan produk halal dalam negeri dengan menggandeng Whatshalal Pte. Ltd, perusahaan blokchain produk halal asal Singapura.
Presiden Direktur Sucofindo Bachder Djohan Buddin beserta Salehin Amat Kamsin, Chief Operationg Officer WhatsHalal melakukan penandatangan kerja sama di Hotel Aston Bogor pada 18 Februari 2019
Presiden Direktur Sucofindo Bachder Djohan Buddin beserta Salehin Amat Kamsin, Chief Operationg Officer WhatsHalal melakukan penandatangan kerja sama di Hotel Aston Bogor pada 18 Februari 2019

Bisnis.com, BOGOR--PT Sucofindo (Persero) menyatakan keseriusannya untuk menjadi lembaga pengujian dan sertifikasi penyediaan produk halal dalam negeri dengan menggandeng Whatshalal Pte. Ltd, perusahaan blokchain produk halal asal Singapura.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) antara Presiden Direktur Sucofindo Bachder Djohan Buddin dengan Salehin Amat Kamsin, Chief Operationg Officer WhatsHalal pada 18 Februari 2019 di Hotel Aston Bogor.

A. Iskandar Vice President Corporate Business Development Sucofindo mengatakan, kerja sama ini merupakan respons Sucofindo untuk mendorong implementasi aturan pemerintah terkait Undang-undang (UU) Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Dalam UU itu ditegaskan produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikat halal. Pemerintah bertanggung jawab dalam menyelenggarakan Jaminan Produk Halal (JPH) bagi masyarakat melalui Badan Penyelenggara Jaminan produk Halal (BPJPH).

“Untuk memperkuatnya, kita membangun aliansi strategis dengan pihak yang memiliki kompetensi spesifik untuk mendukung perdagangan halal dunia. Satu perusahaan ini, WhatsHalal ini menyediakan platform yang menjadi jembatan bagi produsen, distributor, konsumen, dan pihak ketiga seperti Sucofindo serta pemerintah yang ingin mengakses informasi halal secara global. Teknologi yang mereka gunakan adalah blockchain. Informasi penting dari sistem ini adalah transparansi,” katanya.

Salehin menjelaskan blockchain terhadap produk halal ini bukan hanya menyediakan informasi terkait bisnis atau pembelian, melainkan juga digunakan agar pemerintah dapat mengakses informasi tersebut untuk melindungi dan menjamin produk halal dalam negeri.

Data produk makanan dan minuman yang terdapat di dalam blockchain telah melalui tahapan pemeriksaan mulai dari proses produksi di lading/manufaktur, agen distribusi, food processing di slaughterhouse, distribusi oleh wholeshales, ritel, hingga sampai ke tangan konsumen. Blockchain tersebut akan memuat informasi audit halal dan sertifikasi produk.

WhatsHalal memiliki visi yang sama dengan Sucofindo untuk menyediakan data informasi kredibel terkait produk halal di dalam dan luar negeri. Data yang ditampilkan memiliki tingkat keamanan yang tinggi, sehingga sulit untuk dilakukan perubahan.

Menurut Saleh, data produk halal ini dapat didistribusikan dengan beberapa jaringan komputer. Dengan begitu, validasi data dapat terjamin dan setiap penyalahgunaan data dapat terlacak melalui sistem jaringan.

“Ini bukan saja untuk [produk] ekspor dan impor, di dalam negeri pun bisa digunakan. Informasinya bukan hanya di Indonesia saja, tapi Sucofindo dan industri di dalam blockchain dapat informasi dari produk makanan dan minuman dari luar negeri juga. Blockchain WhatsHalal ini jaringannya bercabang ke luar negeri. Jadi, data luar negeri juga dapat digunakan oleh pihak Indonesia,” katanya.

Platform ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat muslim untuk mengetahui makanan & minuman halal, restoran halal, hingga wisata halal di dalam dan luar negeri.

Hingga saat ini, terdapat 17.398 atau hanya sebesar 2% dari total produk halal dalam negeri yang telah disertifikasi.

Adapun, Sucofindo dan WhatsHalal menargetkan untuk memulai melakukan pengumpulan data, pengujian dan sertifikasi kepada produk makanan dan minuman pada Oktober 2019 hingga 2022. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ranu Arasyki
Editor : Yunan Hilmi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper