Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Kondominium Tertekan Berlebihnya Pasokan

Pasar kondominium di Jakarta mencatatkan pertumbuhan yang sangat tipis pada 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Proporsi pasok yang masih lebih banyak daripada permintaan menjadi penyebab utama.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar kondominium di Jakarta mencatatkan pertumbuhan yang sangat tipis pada 2018 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Proporsi pasok yang masih lebih banyak daripada permintaan menjadi penyebab utama.

Senior Director Leads Property Darsono Tan memaparkan bahwa secara year-to-date (ytd), jumlah pasok kondominium di Jakarta hanya mengalami kenaikan sekitar 0,73% pada 2018 dibandingkan dengan pada 2017.

“Proporsi pasoknya masih sama per kuartalnya dengan segmen menengah mendominasi 38% keseluruhan pasok, diikuti dengan menengah ke bawah 31%. Selain itu, wilayah Selatan dan Barat Jakarta berkontribusi masing-masing 20% pada penambahan pasok,” ungkapnya belum lama ini.

Selanjutnya, permintaan kondominium di Jakarta mengalami kenaikan 1,99% ytd. peminat terbanyak berada dari segmen menengah atas setelah muncul skema pembayaran yang fleksibel.

“Investor sebenarnya sudah mulai kembali menunjukkan minatnya dalam semester II tahun lalu. Lokasi yang menjadi pilihan utama ada di Jakarta Pusat,” tambahnya.

Penjualan kondominium pada 2018 juga tercatat naik 1,1% ytd dengan segmen menengah atas menyumbang jumlah pembelian terbanyak.

Dengan adanya pertumbuhan pasok, permintaan, dan penjualan, rata-rata harga kondominium di Jakarta menurut catatan Leads Property menunjukkan penurunan 0,61% dibandingkan dengan pada 2017 dengan harga Rp24,05 juta per meter persegi.

Selanjutnya, pasok kondominium terus akan mengalami kenaikan dengan menyasar segmen bawah hingga menengah atas tetap mendominasi pasar hingga beberapa tahun ke depan.

“Segmen menengah atas juga mulai bertumbuh penjualannya, tapi tidak terjadi di segmen kondominium mewah. Pasokan dan serapan kondominium di Jakarta diprediksi bertumbuh 2-4% per tahun,” imbuh Darsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper