Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kontribusi Pajak Minim, Pemerintah Kaji Perlakuan Pajak Sektor Konstruksi & Realestat

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah mendiskusikan soal minimnya kontribusi sektor konstruksi dan realestat ke penerimaan pajak.
Pekerja membangun konstruksi gedung bertingkat di kawasan Daan Mogot, Tangerang, Kamis (3/8)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Pekerja membangun konstruksi gedung bertingkat di kawasan Daan Mogot, Tangerang, Kamis (3/8)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah tengah mendiskusikan soal minimnya kontribusi sektor konstruksi dan realestat ke penerimaan pajak.

Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama mengakui bahwa saat ini belum ada keputusan untuk menghapus skema final yang diterapkan ke sektor tersebut. Meski demikian, otoritas pajak terus mendiskusikannya.
"Belum, kami akan diskusikan lagi," kata Yoga kepada Bisnis, Rabu, (13/1/2019).
Yoga juga menambahkan, skema final yang sekarang diterapkan ke sektor konstruksi ibarat dua sisi. Di sisi lain memberikan kemudahan dalam penerapannya, tetapi bisa menimbulkan dampak tidak sinkron dengan size ekonomi.
Padahal, menurutnya, secara ideal memang kinerja  PDB sektoral tercermin dalan kinerja penerimaan pajak sektoral, baik dari sisi size maupun growth.
"Kalau berbicara sektor konstruksi dan realestate, pengenaan PPh final dengan tarif efektif seperti 2,5%, sehingga penerimaan dari sektor tersebut tidak sebanding dengan size PDB sektoral tersebut," jelasnya.
 
Sebelumnya, pertumbuhan penerimaan pajak nonmigas 2018 sebesar 13,7% melampaui pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nominal yang berada pada kisaran 8,3%. Namun demikian, kinerja itu tetap memiliki catatan dibandingkan dengan kontribusi per sektor PDB itu ke penerimaan pajak.
Beberapa sektor tercatat memiliki perbandingan yang timpang antara penerimaan pajak dengan size ekonominya di PDB. Sektor konstruksi dan real estate misalnya dengan kontribusi ke PDB lebih dari 13%, setorannya ke penerimaan pajak hanya 6,9%. Salah satu penyebabnya adalah penerapan final pada sektor tersebut.
Dalam catatan Bisnis, struktur PDB dalam sampai 5 tahun terakhir tak banyak berubah. Manufaktur, perdagangan, pertanian, dan konstruksi masih menjadi tumpuan kinerja perekonomian. Data kinerja PDB  2018 misalnya, porsi manufaktur ke PDB sebesar 19,86%, perdagangan 13,02%, pertanian 12,81%, dan konstruksi di 10,53%.
 
Di satu sisi, struktur penerimaan pajak tahun juga menunjukan hal yang sama, manufaktur adalah penyumbang paling banyak penerimaan pajak dengan porsi 30%, kemudian perdagangan di angka 19,3%, hanya saja untuk pertanian kontribusinya ke penerimaan pajak relatif kecil di angka 1,7% karena sejumlah kebijakan yang diterapkan pemerintah terkait sektor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper