Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Sortir Beras yang Turun Mutu

Perum Bulog segera melakukan sortasi beras terkait beras turun mutu yang marak di media massa.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Kepala Bulog Budi Waseso (kedua kiri) mengecek ketersediaan stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko Perekonomian Darmin Nasution (kiri), Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dan Kepala Bulog Budi Waseso (kedua kiri) mengecek ketersediaan stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog segera melakukan sortasi beras terkait beras turun mutu yang marak di media massa.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Arjun Ansol membenarkan bahwa terdapat beras turun mutu sebanyak 6.800 Ton yang berlokasi di Bulog Divre Sumsel dan Babel. Saat ini, pihaknya sedang melakukan mekanisme internal dengan dilakukan proses sortasi dan pemisahan di unit gudang yang berbeda untuk menghindari terkontaminasinya beras baik.

Arjun menegaskan beras turun mutu yang terdapat di Bulog Divre Sumsel dan Babel adalah beras yang tidak untuk disalurkan.

"Beras tersebut merupakan hasil pengadaan Dalam Negeri yang berusia lebih dari satu tahun. Proses sortasi dilakukan untuk memisahkan beras yang masih aman konsumsi dengan beras yang tidak aman konsumsi dengan terlebih dahulu dilakukan pengecekan di laboratorium bersertifikat," katanya dalam siaran resmi, Rabu (13/1).

Menurut Arjun hasil laboratorium akan menjadi acuan perseroan dalam menentukan langkah selanjutnya. Apabila memang beras berada dibawah ambang batas keamanan pangan akan dijual sebagai bahan pakan ternak. Sementara beras yang tidak bisa untuk bahan pakan ternak akan dilakukan pemusnahan.

Menurunnya mutu beras ditemgarai akibat pengadaan yang cukup besar dan tidak diimbangi dengan penyaluran. Alhasil terjadi penumpukan stok beras di gudang Bulog. Selain itu, Arjun menilai kebijakan pemerintah yang terus mengurangi pagu Bansos Rastra setiap tahun secara bertahap ke Bantuan Pangan Non Tunai yang tidak mewajibkan komoditasnya beras berasal dari perusahaan, ikut mempengaruhi perputaran barang Bulog.

“Pagu Rastra di provinsi Sumatra Selatan pada 2017 sebanyak 68.000 ton, mengalami penurunan di tahun 2018 menjadi sebanyak 44.000 ton, dan pada 2019 pagu Bansos Rastra untuk bulan Januari dan Februari menjadi sebanyak 5.400 ton. Hal ini tentu mempengaruhi manajemen stok di Bulog,” ungkap Arjun.

Arjun mengingatkan kalau beras merupakan komoditas yang mudah rusak, karena dalam setiap butiran terdapat unsur-unsur kimia yang dapat mengalami perubahan fisiologis. Beras dengan kualitas baik dan dirawat dengan baik, tetap memiliki batas usia penyimpanan, karena hingga saat ini belum ada teknologi perawatan yang bisa menghentikan perubahan fisiologis beras. Perawatan beras yang dilakukan saat ini berfungsi memperlambat penurunan mutu beras

“Kami tetap pastikan, beras yang kami distribusikan kepada masyarakat merupakan beras yang layak dikonsumsi,” tutup Arjun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper