Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Restoran Cepat Saji Berpeluang Tumbuh 15% Tahun Ini

Bisnis restoran siap saji pada tahun ini diyakini tumbuh 15%, ditopang oleh sentimen membaiknya pendapatan masyarakat serta meningkatnya tren bersantap di luar rumah.
Makanan cepat saji/Ilustrasi
Makanan cepat saji/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis restoran siap saji pada tahun ini diyakini tumbuh 15%, ditopang oleh sentimen membaiknya pendapatan masyarakat serta meningkatnya tren bersantap di luar rumah.

Wakil Ketua Umum Bidang Restoran Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Sudrajat mengatakan, restoran siap saji merupakan salah satu subsektor industri kuliner dengan kinerja cukup stabil.

“Restoran siap saji tumbuh stabil dan akan semakin baik. Mereka selalu tumbuh di kisaran 10% hingga 15% [setiap tahunnya],” ujarnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Dia menjelaskan, kinerja bisnis restoran siap saji ditunjang oleh perbaikan konsumsi masyarakat sebagaimana tercermin dalam indeks keyakinan konsumen (IKK) yang selalu meningkat setiap tahun. Berdasarkan survei Bank Indonesia, IKK mencapai 110 poin pada 2016 dan terus naik ke level 123,5 pada awal tahun ini.

Selain itu, menurutnya, tren makan di luar rumah pun makin meningkat. “Kaum milenial menang membuat teman-teman dan keluarganya untuk sering makan di luar,” katanya.

Bagaimanapun, lanjutnya, tantangan mendasar yang dihadapi oleh pengusaha restoran siap saji saat ini adalah perencanaan bisnis. Pasalnya, mereka tidak lagi mengandalkan pusat perbelanjaan sebagai tempat berjualan, tetapi di wilayah-wilayah yang padat penduduk.

Permasalahannya, kata Sudrajat, persaingan usaha restoran di wilayah-wilayah padat penduduk tersebut terlalu kuat, tetapi tidak diimbangi dengan animo masyarakat untuk meningkatkan belanja.

Ketua Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah memperkirakan, bisnis restoran siap saji masih bisa tumbuh pada rentang 15%—18%, alias lebih baik dari prospek pertumbuhan bisnis ritel secara umum sebesar 10%.

Hanya saja, sebutnya, restoran siap saji yang membidik segmen pasar menengah ke bawah pada tahun ini akan dihadapkan pada permasalahan terkait dengan naiknya gaji karyawan, ongkos sewa, dan kesulitan dalam mendapatkan bahan baku.

Menurutnya, kesulitan penyediaan bahan baku berasal dari pengetatan impor yang sedang digalakkan pemerintah. Padahal, beberapa bahan baku berkualitas dan bumbu  masih harus didapatkan dari luar negeri.

Adapun, Associate Director of Comunication PT Rekso Nasional Food (pengelola McDonald’s Indonesia) Sutji Lantyka optimistis perusahaan akan menorehkan pertumbuhan positif tahun ini. McD berencana menambah 20 gerai baru tahun ini, naik dari penambahan tahun lalu sebanyak 15 gerai. Pada 2018, perusahaan memiliki total 198 gerai.

“Iya, pastinya kami juga akan tumbuh. Hanya saja, untuk angkanya kami tidak bisa bagikan,” katanya.

Dia menjelaskan, perusahaan memiliki banyak gerai yang beroperasi 24 jam. Hal tersebut cukup efektif meningkatkan pendapatan perseroan, karena tren makan hingga larut malam di kalangan generasi milenial semakin meningkat.

Di sisi lain, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk. (pengelola KFC) Justinus Dalimin Juwono mengungkapkan, perusahaan membidik pertumbuhan realistis sebesar 13% tahun ini, naik tipis dari realisasi pertumbuhan pendapatan tahun lalu sebesar 13,5%.

Justinus mengatakan, salah satu strategi yang digunakan KFC pada tahun ini adalah penambahan 70 gerai baru. Dengan demikian, pada akhir tahun ini perusahaan yakin bakal memiliki total 750 gerai.

Menurutnya, strategi penambahan gerai cukup efektif dalam meningkatkan omzet, karena perusahaan akan memiliki jaringan yang luas untuk dapat menjawab kebutuhan pelanggannya.

“Paling kesulitan nantinya adalah mencari tempat untuk ekspansi ini. Sebab, tidak semua tempat memiliki prospek yang bagus,” ujarnya.

Dia menambahkan, perusahaan juga akan lebih fokus pada percepatan transaksi setiap gerai dengan penempatan self order kiosk (SOK) KFC. Berdasarkan catatan Bisnis, perusahaan akan menempatan 100 unit mesin SOK dengan belanja modal senilai Rp560 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper