Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Buka Rahasia Sukses Pembangunan MRT Saat Dirinya Pimpin Jakarta

Calon Presiden Joko Widodo menceritakan kesuksesan pembangunan mass rapid transit atau MRT semasa dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) keluar dari kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (6/11/2018): Tak hanya bicara untung rugi/ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) keluar dari kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta di Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (6/11/2018): Tak hanya bicara untung rugi/ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA--Calon Presiden Joko Widodo menceritakan kesuksesan pembangunan mass rapid transit atau MRT semasa dirinya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Di hadapan ratusan alumni Pangudi Luhur, Jokowi mengungkapkan keberhasilannya mengimplementasikan MRT sebagai bagian dari komitmen politik yang dimilikinya.

"Saat saya jadi Gubernur DKI Jakarta, saya dipaparkan sudah 26 tahun direncanakan [pembangunan MRT]. Kemudian saya suruh paparkan kenapa sih ini tidak dibangun-bangun sejak 26 tahun. Lalu dipaparkan kepada saya kalau cara memaparkannya seperti itu selalu hitungnya untung dan rugi," katanya di Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Menurut Jokowi, pembangunan transportasi umum memang hitungannya selalu rugi. Tetapi, saat itu, saya mencoba untuk mencari sumber pendanaan di luar APBD DKI.

"Saya bertanya saat itu ruginya berapa sih, harus subsidi Rp3 triliun setiap tahun. Oke Rp3 triliun, sekarang kita tahu APBD DKI Rp73 triliun saat itu. Saya tidak akan otak-atik APBD, bisa gak muncul dari tempat lain, eh muncul ERP [Electronic Road Pricing] dari situ Rp4 triliun, saya putuskan ini jalan besok," tegasnya.

Kerugian Rp3 triliun tiap tahun akibat pembangunan MRT diakuinya tidak seberapa jika dibandingkan kerugian yang dialami Jabodetabek akibat kemacetan yang terjadi setiap hari.

Berdasarkan perhitungan Bappenas, Jabodetabek kehilangan sekitar Rp65 triliun setiap tahun akibat kemacetan. Bahkan, perhitungan kerugian tersebut dijelaskannya sudah naik mendekati Rp100 triliun per tahunnya pada saat ini.

"Kalau ini tidak diputuskan transportasi massal sampai kapan pun gak akan dibangun karena hitungannya untung rugi. Secara makro, hitung-hitungan negara tetap untung karena Rp65 triliun tidak hilang setiap tahun. Pikiran saya hanya sesederhana itu, termasuk LRT [Light Rapid Transit] dan lain-lain," tambahnya.

Ketika pembangunan MRT selalu ditunda-tunda, Jokowi mengemukakan akan ada kemungkinan diikuti terus melonjaknya harga tanah di Jakarta. Hal yang sama juga berlaku pada pembangunan bandara, pelabuhan, dan jalan tol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper