Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Galangan Kapal Bertahan karena 5 Faktor ini

Pemerintah mengemukakan lima poin yang dapat membuat industri galangan kapal tetap bertahan.
Aktifitas pembutan kapal di Batam, beberapa waktu lalu. Industri galangan kapal nasional tidak mengalami pertumbuhan berarti pada tahun ini. Kalangan pengusaha ingin lebih dulu meminta insentif fiskal kepada pemerintah./Bisnis-Dedi Gunawan
Aktifitas pembutan kapal di Batam, beberapa waktu lalu. Industri galangan kapal nasional tidak mengalami pertumbuhan berarti pada tahun ini. Kalangan pengusaha ingin lebih dulu meminta insentif fiskal kepada pemerintah./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengemukakan lima poin yang dapat membuat industri galangan kapal tetap bertahan. 

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Wisnu Handoko mengatakan galangan kapal merupakan infrastruktur maritim, satu dari lima elemen poros maritim yang digalakkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Empat elemen lainnya adalah budaya maritim, sumber daya maritim, diplomasi maritim, dan pertahanan maritim.

Saat ini terdapat 250 galangan kapal nasional. Menurut dia, poin pertama yang dapat membuat bisnis galangan kapal bertahan adalah adanya pesanan pembangunan kapal baru atau setidaknya perawatan kapal.

"Lalu bagaimana agar ada pesanan? Ya harus ada permintaan terhadap ruang muatan kapal. Permintaan pasar juga turut menentukan perusahaan galangan kapal bertahan,"  ujarnya dalam siaran pers, Minggu (3/2/2019).

Pemerintahan Jokowi memiliki program pembangunan 100 unit kapal pendukung tol laut dan 150 unit kapal pelayaran rakyat (pelra). 

Kedua, pertumbuhan ekonomi dan biaya angkut logistik yang kompetitif.
 
Ketiga, mengikuti perkembangan teknologi informasi atau sistem digitalisasi pada angkutan laut.
 
Keempat, diversifikasi bisnis dari sekadar pembangunan dan perawatan kapal. Galangan, tutur Wisnu, dapat melakukan bisnis daur ulang kapal (ship recycling). Dia merujuk galangan kapal di India dan Bangladesh yang melayani bisnis tutuh alias scraping kapal dari seluruh dunia.
 
"Namun, tetap harus memperhatikan aspek pengendalian lingkungan terhadap limbah kapal," tambah Wisnu.
 
Kelima, galangan melakukan pekerjaan sebaik mungkin dengan mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan pelayaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper