Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Perundingan Dagang, BUMN China Beli 1 Juta Ton Kedelai dari AS

Perusahaan pelat merah China memutuskan untuk membeli setidaknya 1 juta kedelai pada Jumat (1/2/2019), setelah pertemuan bilateral tingkat tinggi antara kedua negara.
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan proses pengolahan kedelai di salah satu pabrik di Jakarta, Selasa (13/3/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan pelat merah China memutuskan untuk membeli setidaknya 1 juta kedelai pada Jumat (1/2/2019), setelah pertemuan bilateral tingkat tinggi antara kedua negara.

Dalam pertemuaan tingkat tinggi tersebut, China sepakat untuk membeli kedelai dari AS.

Berdasarkan sumber yang dikutip Reuters, pengapalan dikirim antara April dan Juli dari terminal ekspor di Pantai Teluk AS.

Salah satu eksportir AS menuturkan kesepakatan pembelian mencapai 2,2 juta ton. Sementara itu, dua pedagang lainnya menuturkan jumlah pembelian kedelai sama dengan pembelian sebelumnya 1 juta hingga 1,5 juta kedelai.

Komoditas kedelai berjangka AS Sv1 meningkat pada Jumat (1/2/2019).

Namun, peningkatan ini tertahan dengan kekhawatiran pembelian China akan menurunkan pasokan kedelai di AS dan global pada umumnya.

Sementara itu, menjulangnya hasil panen kedelai di Brazil akan menekan harga di pasar global.

"Ini sangat bagus melihat perkembangan konsesi dan ketertarikan China, tetapi ini adalah konsesi dalam bentuk perjanjian dagang besar. Penawaran Brazil lebih murah dari AS sehingga ini hanya soal negosiasi," kata Analis Linn & Associates Terry Linn.

Pembelian kedelai dari perusahaan BUMN China diyakini untuk menopang cadangan negara ini sehingga kebal terhadap pengenaan tarif impor tinggi bagi produk kacang-kacangan AS.

Kenaikan tarif impor 25%, yang ditetapkan pada musim panas lalu, tetap diterapkan bagi kedelai impor AS oleh perusahaan pengolahan kedelai China.

Ekspor ke China telah turun pada musim ini selama kisruh perdagangan antara Negeri Panda dan Negeri Paman Sam ini sehingga menyebabkan penurunan harga ke level terendah dalam satu dekade pada musim gugur lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper