Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yusuf Mansur Tertarik Beli Saham Anak Usaha Pelindo II

Pemilik Paytren cum pendakwah Yusuf Mansur tertarik memiliki saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 9 Juli 2018.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemilik Paytren cum pendakwah Yusuf Mansur tertarik memiliki saham PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 9 Juli 2018.

Yusuf mengatakan bahwa kinerja PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk. dengan kode saham IPCC itu sangat baik tetapi belum semua masyarakat memiliki saham di anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II itu.

Oleh karena itu, dia tertarik dengan saham IPCC yang dinilainya memiliki prospek kinerja yang baik. Dia mengharapkan ada kerja sama dan sinergi dengan anak usaha BUMN itu.

“Saya tidak mengira kantor di pelabuhan yang merupakan anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II ada yang seperti ini. Kesan yang saya tangkap, pelabuhan itu keras, panas, dan jauh dari mana-mana, tapi, saya kagum dengan suasana, energi dan spirit kantor IPCC dan penyambutan yang ramah dan bersabahat,” katanya dalam siaran pers yang dikeluarkan PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk., Rabu (23/1/2019).

Yusuf Mansur juga memberikan tausyiah kepada karyawan IPCC bahwa visinya mendirikan Paytren tidak jauh berbeda dengan IPCC dengan mengedepankan nasionalisme.

Dia juga menambahkan kepada seluruh karyawan untuk menjadi muslim dan muslimah yang sejahtera secara ekonomi sehingga selain mensejahterakan diri dan keluarganya, juga mampu mensejahterakan orang lain, bangsa dan negara.

Chiefy Adi Kusmargono, Direktur Utama IPCC, menyampaikan kinerja industri pelabuhan dan potensi bisnis yang dimiliki perseroan sangat prospektif. Dia menegaskan pemilik Paytren itu sangat berminat menggenggam saham IPCC. "Insyaalah sangat tertarik. Kapan lagi miliki Pelabuhan Tanjung Priok," katanya kepada Bisnis.com.

Salusra Wijaya, Direktur Kepatuhan IPCC, juga menyampaikan perseroan terkena imbas positif dengan peningkatan permintaan kendaraan di Indonesia.

Tidak hanya itu, dia juga menambahkan kebutuhan akan alat berat untuk industri komoditas juga turut memberikan dampak yang baik bagi perseroan.

Sugeng Mulyadi, Direktur Keuangan dan SDM IPCC, menjelaskan perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan 25%-30% disokong belanja modal pada 2019sebesar Rp335 miliar-Rp340 miliar.

Hingga kuartal III/2018, IPCC mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 27,18% menjadi Rp383,80 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp301,79 miliar. EBITDA bertumbuh 37,03% menjadi Rp181,85 miliar dari Rp132,71 miliar pada kuartal III/2017. Laba usaha meningkat 25,45% dari Rp136,70 miliar menjadi Rp171,64 miliar di kuartal III/2018.

Saat ini, IPCC mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun. Pada 2022, IPCC menargetkan mengelola lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan per tahun. Dengan strategi itu, IPCC diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hendra Wibawa
Editor : Hendra Wibawa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper