Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Global Diprediksi Melambat, Ini Saran IMF

Laju pertumbuhan ekonomi secara global diprediksi melambat oleh Dana Moneter Internasional (IMF) seiring masih adanya ketidakpastian perang dagang dan kelanjutan Brexit.
Ketidakpastian perang dagang masih menjadi pemberat ekonomi global 2019./.Reuters
Ketidakpastian perang dagang masih menjadi pemberat ekonomi global 2019./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Laju pertumbuhan ekonomi secara global diprediksi melambat oleh Dana Moneter Internasional (IMF) seiring masih adanya ketidakpastian perang dagang dan kelanjutan Brexit.

Economic Counsellor and Director of Research IMF Gita Gopinath mengungkapkan, pola pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan pelemahan di negara ekonomi maju berpotensi melaju di atas tren atau lebih cepat dari perkiraan.

Hal ini juga akan diikuti dengan penurunan di kawasan negara ekonomi berkembang. Pada tahun ini, kawasan tersebut akan dipengaruhi oleh kontraksi ekonomi di Argentina dan Turki serta kegiatan perdagangan antara China dengan negara Asia lainnya.

“Aspek utama yang harus diperhatikan terhadap proyeksi pertumbuhan global adalah hasil negosiasi perdagangan dan arah kondisi keuangan yang akan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan,” jelas Gita dalam keterangan tertulis, Senin (21/1/2019).

Menurutnya, jika negara menyelesaikan perbedaan mereka tanpa meningkatkan hambatan perdagangan yang menyimpang lebih jauh, maka kepercayaan diri pasar akan meningkat dan kondisi keuangan yang lebih longgar dapat saling memperkuat pertumbuhan ekonomi di atas perkiraan.

Bank-bank sentral pada negara besar nampaknya sudah menyadari momentum pertumbuhan yang melambat dan IMF berharap bank sentral akan mengkalibrasi langkah-langkah selanjutnya sejalan dengan perkembangan ini.

"Ketika ruang fiskal rendah, kebijakan fiskal perlu disesuaikan dengan cara yang tetap dapat mendorong pertumbuhan, tetapi tidak membebani utang publik. Kebijakan moneter di negara maju harus terus dinormalisasi dengan hati-hati," lanjut Gita.

Dia juga menyebutkan bahwa alat-alat makroprudensial harus digunakan ketika kerentanan finansial sedang berkembang. Di semua negara, langkah-langkah untuk meningkatkan potensi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inklusivitas adalah keharusan.

Sementara itu, melihat ruang kebijakan saat ini lebih terbatas dibandingkan dengan 2008, IMF mengingatkan bahwa kerja sama multilateral akan menjadi lebih penting jika terjadi penurunan pertumbuhan global yang lebih tajam. Peran lembaga multilateral seperti IMF juga menjadi sangat penting guna menghadapi peningkatan risiko dengan kapasitas sumber daya yang memadai.

Pada tahun ini, IMF memperkirakan PDB ekonomi global akan tumbuh 3,5% dan3,6% pada 2020. Angka tersebut lebih rendah masing-masing 0,2% dan 0,1% dari outlook Oktober 2018. Pertumbuhan tersebut juga lebih lambat jika dibandingkan dengan estimasi pertumbuhan ekonomi pada 2018 sebesar 3,7%.

Sementara itu, perlambatan ekonomi juga diprediksi terjadi di kawasan Asean-5 yang terdiri dari Indonesia; Malaysia, Philippines, Thailand, Vietnam. Ekonomi kawasan tersebut diprediksi tumbuh 5,1% pada 2019 dari estimasi 2018 sebesar 5,2%, tetapi pada 2020 laju perekonomian bisa kembali ke level 5,2%.

Meskipun demikian, IMF menggarisbawahi bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi tetap sejalan dengan WEO Oktober 2018 yakni melihat adanya potensi penurunan kinerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper