Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FOMC MINUTES: The Fed Lebih Hati-Hati Naikkan Suku Bunga

"Banyak peserta menyatakan pandangan bahwa, terutama dalam tekanan inflasi, komite bisa bersabar dalam penetapan kebijakan lebih lanjut," kata bank sentral dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 18-19 Desember yang dirilis Rabu (9/1/2019), seperti dikutip Bloomberg.
/Reuters
/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Risalah pertemuan Federal Reserve bulan Desember mengungkapkan pembuat kebijakan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut.

"Banyak peserta menyatakan pandangan bahwa, terutama dalam tekanan inflasi, komite bisa bersabar dalam penetapan kebijakan lebih lanjut," kata bank sentral dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 18-19 Desember yang dirilis Rabu (9/1/2019), seperti dikutip Bloomberg.

Keputusan untuk menaikkan suku bunga Desember lalu diambil dengan suara bulat tetapi risalah tersebut menunjukkan beberapa peserta tidak menyukai perubahan. FOMC juga memperhatikan volatilitas pasar keuangan baru-baru ini dan risiko terhadap prospek ekonomi.

"Peserta menyatakan bahwa perkembangan terakhir, termasuk volatilitas di pasar keuangan dan meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan global, membuat waktu kebijakan masa depan lebih jelas daripada sebelumnya," ungkap risalah tersebut.

Para pejabat memberi isyarat bahwa kemungkinan kenaikan tingkat suku bunga lebih lanjut secara bertahap masih ada, meskipun beberapa lainnya mengatakan bahwa mungkin lebih tepat agar “menghapus sepenuhnya panduan ke depan pada pertemuan mendatang.”

Mereka menyarankan untuk menggantinya dengan bahasa yang menekankan “sifat ketergantungan data” dari keputusan kebijakan moneter.

Pertemuan kebijakan Desember lalu merupakan yang terpenting dari kepemimpinan Jerome Powell sejauh ini. Para pejabat menaikkan suku bunga dan memproyeksikan dua kenaikan lagi pada 2019, mengabaikan tuntutan Presiden Donald Trump untuk menghentikan kenaikan suku bunga yang membuat pasar saham melemah.

Risalah menunjukkan bahwa para pejabat yang memberikan suara pada pertemuan memberi isyarat yang mengacu pada " peningkatan bertahap" untuk menunjukkan bahwa wajar jika masih ada pengetatan yang terbatas.

Bulan lalu menjadi Desember terburuk untuk saham AS, dengan pelemahan berlanjut setelah Bloomberg News melaporkan bahwa Trump membahas pemecatan Powell

Para pejabat sepakat bahwa kebijakan The Fed tidak berada di jalur yang telah ditentukan sebelumnya.

"Jika informasi yang masuk mendorong penilaian kembali dari prospek ekonomi dan risiko yang menyertainya, baik ke atas atau ke bawah, prospek kebijakan akan berubah.”

Neraca Risiko

Para pembuat kebijakan juga membahas lima risiko penurunan yang berbeda terhadap prospek, termasuk: penurunan lebih tajam dari yang diperkirakan dalam pertumbuhan global; memudarnya stimulus fiskal dengan lebih cepat; meningkatnya ketegangan perdagangan; pengetatan lebih lanjut kondisi keuangan; dan dampak negatif yang lebih besar dari pengetatan kebijakan moneter sejauh ini.

Dalam hal meningkatnya risiko, para peserta mencatat bahwa efek stimulus bisa lebih besar dari yang diharapkan dan ketidakpastian seputar pertumbuhan global dan ketegangan perdagangan dapat diselesaikan dengan baik.

"Secara umum, para peserta sepakat bahwa risiko terhadap prospek tampaknya seimbang, meskipun beberapa mencatat bahwa risiko penurunan mungkin telah meningkat akhir-akhir ini," ungkap risalah.

Mereka juga memperkirakan pertumbuhan di atas tren di tahun 2019 dan pengangguran akan turun lebih jauh.

Sejak pertemuan itu, para pejabat Fed telah meyakinkan investor bahwa prospek kenaikan suku bunga acuan tergantung pada kinerja ekonomi seperti yang diharapkan.

Powell mengatakan pada Jumat (4/1) bahwa dia mendengarkan dengan seksama pesan yang dikirim pasar mengenai risiko penurunan. Nada dovish dari komentarnya, ditambah laporan tenaga kerja bulan Desember yang kuat, membantu saham menguat 3,4% pada hari itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper