Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Dukung Ekonomi di Sejumlah Daerah Tumbuh di Atas 5%

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan beberapa provinsi yang memiliki kawasan industri mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas nasional.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (ketiga kiri) berdampingan bersama Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (kiri), Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Darmawan Widjaja (kanan), Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman (kedua kiri) dan Anggota Komisi VI DPR Dito Ganinduto (kedua kanan) sesaat setelah acara peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri di Kawasan Industri Makassar (Kima) Sulawesi Selatan, Rabu (16/1/2019). /TMMIN
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (ketiga kiri) berdampingan bersama Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam (kiri), Direktur PT Toyota Astra Motor (TAM) Darmawan Widjaja (kanan), Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman (kedua kiri) dan Anggota Komisi VI DPR Dito Ganinduto (kedua kanan) sesaat setelah acara peluncuran Program Pendidikan Vokasi Industri di Kawasan Industri Makassar (Kima) Sulawesi Selatan, Rabu (16/1/2019). /TMMIN

Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan beberapa provinsi yang memiliki kawasan industri mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas nasional.

Pada kuartal III tahun lalu, pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,17% secara tahunan.

Dalam paparan Outlook Perekonomian Indonesia 2019 di Jakarta, Selasa (8/1/2019), Airlangga menyatakan beberapa provinsi tersebut antara lain Jawa Timur yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,04% pada kuartal III/2018,kemudian Jawa Barat sebesar 5,58%, Banten sebesar 5,89%, Sulawesi Tengah sebesar 6,46% , Sulawesi Selatan sebesar 7,17%, dan Sumatera Utara sebesar 5,43%.

“Kalau dilihat, beberapa provinsi pertumbuhan ekonominya mampu lebih tinggi dari pertumbuhan nasional karena di daerah tersebut ada kawasan industri. Jadi, ada output industri,” katanya.

Airlangga menjelaskan aktivitas industri pengolahan senantiasa konsisten memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian baik di daerah maupun nasional.

Misalnya, peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa negara. Hal ini tidak terlepas dari peran peningkatan investasi sektor manufaktur.

Dia menambahkan Indonesia saat ini masih menjadi negara tujuan utama untuk investasi. Ada beberapa investor yang sudah menyatakan minatnya ingin masuk, seperti dari Eropa dan Asia.

“Akan ada penambahan kapasitas baru di sektor industri otomotif, alas kaki, dan garmen,” ungkapnya.

Untuk itu, pemerintah pun telah menyediakan fasilitas insentif fiskal berupa tax holiday bagi para investor. Airlangga menambahkan tidak hanya untuk yang berinvestasi besar, tetapi bagi mereka yang berinvestasi di bawah Rp500 miliar juga diberikan mini tax holiday.

Bahkan, implementasi pemberian mini tax holiday tersebut akan menyasar pula kepada industri yang berorientasi padat karya.

Pemerintah juga berkomitmen merevitalisasi industri manufaktur melalui pelaksanaan peta jalan Making Indonesia 4.0 agar juga siap memasuki era revolusi industri 4.0.

“Saat ini, sektor industri berkontribusi terhadap PDB sebesar 20%, kemudian untuk perpajakan sekitar 30%, dan ekspor hingga 74%. Capaian ini yang terbesar disumbangkan dari lima sektor manufaktur di dalam Making Indonesia 4.0,” kata Airlangga.

Kelima sektor yang dimaksud itu, yakni industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, dan industri elektronika.

Menperin menegaskan, pemerintah bertekad untuk terus menciptkan iklim bisnis yang kondusif dan memberikan kemudahan perizinan usaha agar dapat lebih menarik investasi. Sepanjang tahun 2018, diproyeksi penanaman modal dari sektor industri manufaktur mencapai Rp226,18 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper