Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, Bunga Kredit dan Pajak Tinggi Masih Bebani Pelayaran

Pertumbuhan industri pelayaran nasional diperkirakan belum cemerlang pada 2019 karena masih menghadapi tantangan bunga kredit dan pajak.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto (kanan), memberikan paparan didampingi Wakil Ketua Umum II Darmadi Go, saat diskusi Strategi Percepatan Penerapan Cabotage Naik Kelas di Jakarta, Senin (25/9)./JIBI-Dwi Prasetya
Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto (kanan), memberikan paparan didampingi Wakil Ketua Umum II Darmadi Go, saat diskusi Strategi Percepatan Penerapan Cabotage Naik Kelas di Jakarta, Senin (25/9)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Pertumbuhan industri pelayaran nasional diperkirakan belum cemerlang pada 2019 karena masih menghadapi tantangan bunga kredit dan pajak.

Ketua Umum DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan bunga pinjaman kini masih di atas 12%, sedangkan margin profit pelayaran nasional masih satu digit. Di sisi fiskal, pelayaran nasional masih dibebani pajak, a.l. pajak pertambahan nilai (PPN) atas pembelian bahan bakar minyak pelayaran dalam negeri.

Menurutnya, pelayaran nasional pada dasarnya hanya membutuhkan perlakuan setara seperti negara lain memberlakukan kebijakan kepada industri pelayaran. 

Dia meyakini perlakuan setara akan menbuat pelayaran nasional kian berdaya saing dan mencatatkan kinerja positif yang pada akhirnya berkontribusi lebih besar bagi ekonomi nasional. 

"Pelayaran ini motor bagi industri lainnya, seperti galangan, industri komponen kapal, asuransi, dan pendidikan SDM. Jika pelayaran tumbuh, maka industri terkait lainnya akan ikut tumbuh," katanya, Senin (7/1/2019).

Dia mencatat sejumlah pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah, yakni efisiensi biaya kepelabuhanan untuk menekan biaya logistik, pendataan jumlah, ukuran, dan jenis kapal secara berkala.   

Wakil Ketua I DPP INSA Witono Soeprapto mengatakan pelayaran nasional secara umum tumbuh tipis 2018. Angkutan general cargo diprediksi semakin terpuruk mengingat fasilitas kepelabuhanan selalu memprioritaskan kapal kontainer sehingga berpotensi menghadapi kongesti. Adapun komoditas untuk general cargo banyak berkurang. Muatan pun lebih banyak curah bahan baku. 

"Dari dulu, tantangan sektor ini terkait kekhawatiran terjadinya kongesti pelabuhan karena pelabuhan memprioritaskan kontainer," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Hendra Wibawa

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper