Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efektivitas KUR dalam Menggerakkan Ekonomi Dipertanyakan

Bisnis.com, JAKARTA — Efektivitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinilai belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan meski realisasinya selalu meningkat dari tahun ke tahun.
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo
Petugas bank menjelaskan mengenai kredit usaha rakyat (KUR)./Antara-R. Rekotomo

Bisnis.com, JAKARTA — Efektivitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dinilai belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan meski realisasinya selalu meningkat dari tahun ke tahun.

Pasalnya, dari keseluruhan realisasi KUR saat ini, mayoritas justru lebih banyak tersalurkan pada sektor perdagangan dan bukan pada sektor produktif, yang mana di sanalah diharapkan dapat mendorong pertumbuhan tersebut.

Piter Abdullah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia mengaku tidak cukup yakin dengan efektivitas atau manfaat dari program KUR terhadap pertumbuhan ekonomi.

Dia menilai, terdapat beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, program KUR dengan suku bunga yang disubsidi, mendistorsi pasar keuangan mikro. Hal ini dalam jangka panjang bisa mematikan lembaga-keuangan mikro.

Kedua, dampaknya kepada penyaluran kredit perbankan UMKM juga tidak signifikan karena tidak ada lompatan pertumbuhan kredit UMKM dengan adanya program KUR.

Menurutnya, program KUR bahkan potensial hanya dimanipulasi, baik oleh perbankan maupun penerima kredit. Selain itu, program KUR juga tumpang tindih dengan program bantuan pemerintah dan BUMN untuk UMKM.

"Selama ini KUR sudah diprioritaskan untuk kegiatan produktif, tapi realisasinya justru lebih banyak kepada usaha perdagangan, dan tidak cukup tersalurkan untuk kegiatan produktif," ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Total realisasi KUR per 30 November 2018 mencapai Rp118 triliun, setara 95,7% dari target Rp123,801 triliun, dengan rincian masih didominasi oleh skema KUR Mikro (65,8%) diikuti skema KUR kecil (33,9%) dan KUR TKI (0,3%).

Adapun berdasarkan wilayah, penyaluran KUR didominasi di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran sebesar 55%, diikuti dengan Sumatra 19,3%, dan Sulawesi 11,1% sesuai dengan sebaran UMKM di Indonesia.

Sementara itu, jika dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran KUR untuk sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa) baru mencapai 45,6%.

Menurut Piter, dampak ekonomi penyaluran KUR tidak maksimal juga terlihat pada pertumbuhan kredit UMKM yang linier alias tidak ada lompatan pertumbuhan pasca-KUR.  "Artinya tidak ada tambahan manfaat bagi perekonomian dengan adanya KUR," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper