Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDEF: Masih Terdapat Tantangan Pengendalian Inflasi pada 2019

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengingatkan bahwa kendati inflasi umum 2018 mencapai 3,13%, tetapi masih terdapat tantangan pengendalian inflasi yang harus dihadapi pemerintah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (kanan) didampingi Deputi Bidang Statistik Produksi M Habibullah menyampaikan Inflasi Juli 2018 di Jakarta, Rabu (1/8/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (kanan) didampingi Deputi Bidang Statistik Produksi M Habibullah menyampaikan Inflasi Juli 2018 di Jakarta, Rabu (1/8/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Insitute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengingatkan bahwa kendati inflasi umum 2018 mencapai 3,13%, tetapi masih terdapat tantangan pengendalian inflasi yang harus dihadapi pemerintah.
Menurutnya, terdapat tiga kelompok penyumbang inflasi yang harus diperhatikan pemerintah ke depan agar inflasi umum tetap terjaga dengan baik pada level rendah.
Ketiga kelompok tersebut yakni pertama pada kelompok inflasi bahan makanan, kedua inflasi makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, ketiga kelompok inflasi sandang.
"Iya betul inflasi umum 2018 mencapai 3,13%. Tapi yang menjadi perhatian adalah inflasi bahan makanan dan makanan jadi serta inflasi sandang yang angkanya lebih tinggi dari inflasi umum. Tantangan pengendalian inflasi berada pada tiga kelompok tersebut," ujarnya, Rabu (2/1/2019). 
Menurut Ahmad, ketiga kelompok tersebut harus diperhatikan lantaran posisi persentase inflasinya saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi umum 2018.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Rabu (2/1/2019), inflasi pada kelompok bahan makanan mencapai sebesar 3,41%, lalu inflasi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mencapai 3,91%, serta inflasi pada kelompok sandang mencapai 3,59%.
Ketiganya lebih tinggi dari inflasi umum 2018 yang mencapai 3,13%. Sementara itu, untuk inflasi pada kelompok lainnya, seperti kelompok kesehatan, kelompok  pendidikan rekreasi dan olah raga, maupun kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan masih pada angka sekitar 3,1%.
BPS menyatakan bahwa laju inflasi umum pada 2018 masih bisa ditahan pada level 3,13%. Laju inflasi ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 3,61%. 
Kepala Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto menuturkan inflasi 3,13% ini didorong oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 3,91% dengan andil sebesar 0,67%. 
Berbeda dibandingkan dengan 2017, inflasi dipicu oleh kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 5,14% dan andilnya 1,24%. 
"Jadi pada 2017 penyebab utama administered prices karena tahun lalu ada kenaikan TDL. Sementara itu, pada 2018 lebih didorong oleh inflasi inti dengan andil 1,87%," papar Suhariyanto, Rabu (2/1/2018). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper