Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Diklaim Sukses Kendalikan Inflasi Pangan 5 Tahun Terakhir

Pemerintah diklaim berhasil menurunkan inflasi bahan makanan dalam lima tahun terakhir dengan menjaga laju harga pangan strategis.
Pekerja membongkar muatan beras Bulog dari kapal, di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, Aceh, Rabu (30/8)./ANTARA-Rahmad
Pekerja membongkar muatan beras Bulog dari kapal, di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara, Aceh, Rabu (30/8)./ANTARA-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah diklaim berhasil menurunkan inflasi bahan makanan dalam lima tahun terakhir dengan menjaga laju harga pangan strategis.

Dari penghitungan Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), rata-rata inflasi bahan makanan pada periode 2009-2013 adalah sebesar 8,04%. Sementara itu, pada periode 2014-2018 rata-rata inflasi bahan makanan sebesar 5,17%.

Dari dua periode tersebut, rata-rata inflasi bahan makanan lebih dapat dikendalikan dan menurun hingga 36%.

Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengungkapkan capaian pengendalian harga ini sangat penting karena harga pangan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemiskinan. Selain itu, juga menjadi cerminan dari komitmen yang kuat oleh pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat

“Data ini menunjukkan bahwa pemerintah mampu menekan laju kenaikan harga, terutama sektor pangan," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (2/1/2019).

Arif menjelaskan capaian tersebut didorong oleh lima hal. Pertama, komitmen yang kuat dari pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi penawaran.

Kedua, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2018, bahan makanan berkontribusi 71,04% terhadap garis kemiskinan.

"Artinya, ada hubungan yang kuat antara penurunan kemiskinan dengan stabilnya inflasi," tutur Arif.

Ketiga, Tim Pengendalian Inflasi (TPI) baik daerah maupun pusat terus aktif dalam menjaga laju inflasi yang rendah dan stabil. Keempat, kebijakan harga acuan sebagai bentuk pemerintah hadir untuk melakukan kontrol penetapan harga dan ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Kelima, pembangunan infrastruktur yang masif terbukti mempercepat mobilitas barang yang selama ini terkendala karena masih rendahnya konektivitas antar daerah.

Dalam jangka pendek, dia menilai kontribusi pembangunan infrastruktur tersebut sangat jelas dalam menekan laju kenaikan harga.

Di sisi lain, capaian ini terjadi di tengah dinamika kenaikan harga minyak dunia yang mencapai harga tertinggi pada Oktober 2018, yakni di kisaran US$80 per barel dan nilai tukar rupiah yang bergerak mencapai Rp15.000.

"Dengan demikian, tidak mungkin inflasi rendah bisa terjadi apabila tidak ada pengendalian,” jelas Arif.

Lebih lanjut, dia menyatakan laju kenaikan harga beras yang merupakan komoditas pangan utama pada 2014 hingga 2018 lebih terkendali, dengan rata-rata sebesar 5,2% per tahun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata laju kenaikan pada periode 2009-2013 yang sebesar 8,5% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper