Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPOM Tingkatkan Pengawasan Obat dan Makanan di Kawasan Wisata

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan meningkatkan pengawasan obat dan makanan yang beredar pada kawasan wisata berkelanjutan.
Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya mengambil sampel dari kolang-kaling saat melakukan pengawasan makanan dan minuman untuk berbuka puasa (takjil) di Kawasan Masjid Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/6)./Antara-Moch Asim
Petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya mengambil sampel dari kolang-kaling saat melakukan pengawasan makanan dan minuman untuk berbuka puasa (takjil) di Kawasan Masjid Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (2/6)./Antara-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan meningkatkan pengawasan obat dan makanan yang beredar pada kawasan wisata berkelanjutan.

Kepala BPOM Penny K. Lukito menuturkan daerah yang pengawasannya ditingkatkan di antaranya adalah Sumatra Utara (Sumut). Hal ini sejalan dengan dijadikannya wilayah ini sebagai salah satu dari 18 destinasi wisata internasional yang terdaftar sebagai lokasi pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism Observatory/STO) oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO).

"BPOM melalui Balai Besar POM (BBPOM) di Medan siap mendukung penuh pengembangan destinasi wisata tersebut melalui obat dan makanan yang aman, berkhasiat, bermanfaat, dan bermutu," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (27/12/2018).

Peningkatan pengawasan menjadi penting karena keamanan pangan sangat menunjang kekayaan budaya dan produk kuliner khas lokal. Pengawasan ini juga melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda), sejalan dengan instruksi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Penny menambahkan di tengah revolusi industri 4.0, tenaga di BPOM harus bersikap terbuka, inovatif, dan kreatif dalam menjawab berbagai permasalahan serta tantangan pengawasan obat dan makanan.

"Revolusi industri 4.0 menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, termasuk BPOM, harus siap menuju perubahan besar seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat,” tuturnya.

Apalagi, lanjut Penny, industri farmasi, kosmetik, produk herbal, dan pangan merupakan wellness industry. Sektor ini juga menjadi sektor industri prioritas dalam Making Indonesia 4.0 karena memiliki nilai tambah tinggi.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan salah satu andalan di industri 4.0 adalah sektor farmasi, kimia, dan biokimia.

"Kelompok industri tersebut masuk dalam klaster wellness, yang sekarang jadi andalan beberapa negara besar seperti Jepang dan Korea Selatan (Korsel), yang juga meliputi industri herbal, jamu, dan kosmetika,” paparnya.

Airlangga menerangkan pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif agar geliat industri semakin bergairah dengan melakukan peningkatan investasi maupun ekspansi di Indonesia. Ini sekaligus mendongkrak daya saing industri supaya menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Apalagi, industri farmasi juga berpotensi tumbuh signifkan, terutama karena adanya program BPJS Kesehatan yang jumlah pesertanya lebih dari 180 juta orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper