Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelni Kembali Incar Trayek Tol Laut di Papua

PT Pelni (Persero) kembali mengincar trayek tol laut di Papua tahun depan, setelah tahun ini dilepas pemerintah ke perusahaan pelayaran swasta.
Kapal Umsini milik PT Pelni bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (7/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Kapal Umsini milik PT Pelni bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (7/11/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pelni (Persero) kembali mengincar trayek tol laut di Papua tahun depan, setelah tahun ini dilepas pemerintah ke perusahaan pelayaran swasta. 
 
Direktur Angkutan Barang dan Tol Laut Pelni Harry Boediarto mengatakan hampir sebagian besar pelayanan Pelni ada di kawasan timur sehingga dapat bersinergi dengan program tol laut.
 
Khusus untuk Papua, Pelni pernah mengoperasikan kapal untuk rute itu. Infrastruktur distribusi bahan pokok dan barang penting dari pelabuhan tujuan ke konsumen pun sudah tersedia.
 
"Pelni sudah ada Rumah Kita di Papua," ujarnya, Rabu (26/12/2018).
 
Tahun ini, Pelni melayani enam trayek tol laut sebagaimana ditugaskan pemerintah, yakni T-2 (Tanjung Priok-Tanjung Batu-Belinyu-Tarempa-Natuna-Midai-Serasan-Tanjung Priok), T-4 (rute Tanjung Perak-Makassar-Tahuna), T-6 (Tanjung Perak-Tidore-Morotai-PP), T-13 (Kalabahi-Moa-Rote-Sabu),  T-14 (Tanjung Perak-Lewoleba-Adonara/Tenong-Larantuka), dan T-15 (Kisar-Namrole-PP).
 
Perusahaan pelat merah ini pernah pula mengoperasikan trayek Tanjung Perak-Paumako Timika-Agats Asmat hingga Merauke. Namun, sejak 2018, rute yang semula dilayari oleh KM Caraka Jaya Niaga III-32 (kapasitas 115 kontainer TEU's) itu dialihkan ke perusahaan pelayaran swasta. 
 
Pelni berharap tahun depan bisa melayani kembali rute itu.
 
"Tapi, ini merupakan kebijakan dari Hubla [Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan]. Jadi, kami menunggu apapun yang menjadi keputusan pemerintah," ujar Harry. 
 
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan 18 trayek tol laut untuk 2019. Sebagian besar merupakan rute penghubung (feeder) sebagai solusi bagi penurunan disparitas harga barang yang lebih merata.
 
Penetapan itu dituangkan dalam Keputusan Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut No UM 002/109/2/DJPL-18 tertanggal 14 Desember 2018. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) itu, terdapat 7 trayek jarak jauh (direct call) dan 11 feeder.
 
Dari 18 trayek, 2 di antaranya ke Papua Barat dan Papua, yakni Tanjung Perak-Oransbari-Waren-Teba-Ambon-Tanjung Perak (T-9) dan Tanjung Perak-Fak Fak-Kaimana-Timika-Agats-Boven Digoel-Tanjung Perak (T-11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper