Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hingga Pengujung 2018, Ekonom Masih Memprediksi Perlambatan Laju Ekonomi Asean Tahun Depan

Pada akhir tahun ini, para ekonom tampak tidak terlalu optimistis memperkirakan kinerja ekonomi pada tahun depan.
ilustrasi
ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pada akhir tahun ini, para ekonom tampak tidak terlalu optimistis memperkirakan kinerja ekonomi pada tahun depan.

Padahal pada tahun lalu, ekonom memperkirakan kawasan Asia Tenggara bakal 'diberkati' oleh tahun 2018 yang kuat dan kokoh.

Adapun ancaman dari pertumbuhan ekonomi yang moderat dan suku bunga acuan AS yang meninggi diperkirakan terus menjadi pemberat performa ekonomi kawasan Asean pada tahun depan.

Panduan Bank Sentral AS (Federal Reserve) terkait laju kenaikan FFR pada  tahun depan pun dinilai sangat “tricky” oleh pasar, sehingga semua pihak masih akan terus waspada.

Sementara itu, tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China telah mulai merusak kinerja ekspor di negara-negara Asean belakangan ini. 

“Pertumbuhan ekonomi dan inflasi di kawasan Asean tampak melambat pada 2019,” kata Tamara Henderson dari Bloomberg Economics, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (26/12/2018).

Namun demikian, Henderson memaparkan, bank sentral di kawasan Asean harus mempertahankan bias pengetatan untuk tetap dapat menarik. masuk investasi asing .

“Setidaknya hingga penghentian sementara (pause) dari Federal Reserve memberikan keuntungan atau stimulus China mulai ‘berbuah’,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Bloomberg Economics memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Filipina kemungkinan bakal tertopang sedikit pada 2019 jika taruhan Filipina bahwa inflasi dapat berkurang.

Di sisi lain, pemilu di Thailand, Indonesia, dan Filipina diperkirakan dapat memberatkan kinerja ekonomi di sana

Thailand dijadwalkan untuk mengadakan pemilu pada 24 Februari, setelah empat tahun lebih dipimpin oleh aturan militer. Analis memperkirakan kerusuhan yang terjadi menjelang pemilu di Negeri Gajah Putih dapat merusak sektor pariwisata dan sentimen investor.

Indonesia pun menyusul dengan mengadakan Pemilu Presiden pada April dan Filipina dengan Pemilu Paruh Waktu-nya pada Mei.

“Kami ingin melihat waktu-waktu yang menyenangkan di depan tapi sebagian besar ekonom melihat perlambatan pertumbuhan global pada 2019, seperti halnya tahun ini tidak sekuat tahun lalu,” tulis Bloomberg.

Bloomberg mencatat, Filipina dan Vietnam diperkirakan tetap outperform pada tahun depan di tengah perlambatan di seluruh negara-negara Asean.

Adapun, perlambatan di China selaku negara yang memiliki hubungan erat dengan negara-negara Asean dan berkurangnya permintaan dari Negeri Panda dipastikan membawa dampak negatif bagi negara-negara tetangganya.

Efek domino dari perselisihan dagang pun tetap menjadi risiko utama di tengah-tengah ditundanya aksi balas tarif dan ketidakpastian outlook hasil perundingan antara AS—China.

“Asia akan menghadapi tantangan yang besar pada awal 2019,” kata Rob Subbaraman, Head of Emerging Markets Economics di Nomura Holdings Inc.

Dia memperkirakan untuk sisi perdagangan global, sentimennya bakal semakin memburuk sebelum kembali normal. Adapun perdagangan barang berkontribusi terhadap 200% dari ekonomi Singapura dan lebih dari 100% dari ekonomi Vietnam, Malaysia, dan Thailand

Kendati analis Nomura melihat sisi cerah pada paruh kedua tahun depan, Ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp. Selena Ling menilai tantangan yang telah ada pada tahun ini akan berlanjut pada tahun depan.

Adapun dia menjelaskan, panduan dari The Fed terkait pemangkasan neraca keuangan dan potensi bank sentral AS tersebut bergerak melampaui level netral telah membuat penilaiannya menjadi semakin regresif.

Bank sentral di kawasan Asean pun diperkirakan bakal terus kesulitan mengikuti langkah kenaikan suku bunga The Fed untuk tetap dapat melindungi nilai mata uang dan neraca berjalan negaranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper