Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana KRL Premium Dibatalkan

Kereta Commuter Indonesia (KCI) membatalkan rencana pengoperasian KRL Premium pada pertengahan 2019. 
Pengendara sepeda motor melewati perlintasan sebidang tidak resmi jalur rel kereta di kawasan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/6). PT. KAI berkoordinasi dengan Pemda dan aparatur setempat akan menutup semua perlintasan sebidang di jalur kereta api secara bertahap./Antara
Pengendara sepeda motor melewati perlintasan sebidang tidak resmi jalur rel kereta di kawasan Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat, Selasa (26/6). PT. KAI berkoordinasi dengan Pemda dan aparatur setempat akan menutup semua perlintasan sebidang di jalur kereta api secara bertahap./Antara

Bisnis.com, SERANG, Banten - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) membatalkan rencana pengoperasian KRL Premium pada pertengahan 2019. 

"Kami mendengar masukan dan berkonsultasi dengan berbagai pihak dalam beberapa hari terakhir mengenai rencana pengoperasian KRL Premium pada pertengahan tahun 2019. Dari hasil tersebut, PT KCI memutuskan untuk membatalkan rencana pengoperasian KRL Premium," kata Vice President Corporate Communications PT KCI Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis di Serang, Minggu malam (23/12).

Eva mengatakan pihaknya menghargai dan memahami masukan dari berbagai pihak terkait pentingnya mengoptimalkan dan meningkatkan pelayanan dalam bentuk satu kelas layanan yang telah berjalan selama lebih dari  lima tahun terakhir. 

KCI selanjutnya akan melakukan berbagai inovasi untuk tetap memberikan pelayanan yang semakin baik.

Pengamat transportasi publik Djoko Setijowarno menilai KRL kelas premium, yang akan menimbulkan perbedaan besaran tarif, memang sebaiknya tidak dioperasikan.

"Sebaiknya jenis kereta (premium) ini tidak dioperasikan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Djoko mengingatkan bahwa sebelum 2013, sudah ada KRL ekspres yang juga dihilangkan dan semua perjalanan KRL dibuat sama tarif, yaitu tidak ada perbedaan kelas.

Kepala Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata Semarang itu berpendapat justru sebenarnya, untuk akhir pekan atau Sabtu dan Minggu dan hari libur tidak perlu pengenaan tarif subsidi.

"(Untuk waktu-waktu tersebut) bisa dikenakan tarif KRL nonsubsidi," paparnya.

Pasalnya, menurut dia, dari hasil kajian untuk hari Sabtu hanya sekitar lima persen dan Minggu hanya sekitar tiga persen yang rutin menggunakan KRL, sedangkan sisanya adalah perjalanan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper