Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Kaji Upaya Mendorong Ekspor

Pemerintah masih terus mengkaji upaya-upaya mendorong ekspor seusai melihat data ekspor November yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan 6,69% menjadi US$14,83 miliar.
Presiden Joko Widodo (tengah) menjajal motor Yamaha XMax di pabrik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Jakarta, Senin (3/12/2018). Presiden menyempatkan waktu untuk makan siang bersama karyawan dan melepas pencapaian ekspor 1,5 juta unit sepeda motor Yamaha./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (tengah) menjajal motor Yamaha XMax di pabrik PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, Jakarta, Senin (3/12/2018). Presiden menyempatkan waktu untuk makan siang bersama karyawan dan melepas pencapaian ekspor 1,5 juta unit sepeda motor Yamaha./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah masih terus mengkaji upaya-upaya mendorong ekspor seusai melihat data ekspor November yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan 6,69% menjadi US$14,83 miliar. 

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menuturkan pemerintah masih mengkaji perihal komoditas-komoditas yang dapat mendorong ekspor dengan cepat.

Hal ini diungkapkannya seusai menghadiri rapat koordinasi (rakor) tentang 'Peningkatan Ekspor: Karet, Otomotif dan Tekstil' di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perkonomian, Kamis (20/12/2018).

"Hasil rapatnya membahas komoditas yang bisa mendorong ekspor tapi kita perlu waktu lagi untuk didalami," ungkapnya.

Dia menerangkan apabila ingin meningkatkan ekspor pasti dibutuhkan investasi. Sebab, lanjutnya, industri memiliki kapasitas yang terbatas dan untuk meningkatkan kapasitas industri diperlukan investasi.

Airlangga menjelaskan sejauh ini industri otomotif telah banyak melakukan ekspor dan salah satu harapannya dalam meningkatkan ekspor sektor industri otomotif adalah relaksasi pajak pertambahan nilai barang mewah (PPNBM).

"Salah satu [insentifnya] ekspor kalau di otomotif ya salah satunya menciptakan permintaan karena otomotif punya kapasitas, untuk menciptakan permintaan itu masalah PPNBM itu yang harus diperbaiki," ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, beberapa industri sudah hampir memenuhi kapasitas produksinya sehingga hal lain yang dapat dilakukan adalah mendorong industri menengah yang berorientasi ekspor.

"Misalnya, daur ulang plastik. Itu orientasi ekspor dan butuh material daur ulang, itu perlu kita dorong, karena itu quick win, cepat," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper