Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR : Hindari Tekanan Global, Arahkan Pembangunan ke Manufaktur

Komisi XI DPR meminta pemerintah memprioritaskan pembangunan dan pengembangan industri manufaktur dengan mengubah bahan baku menjadi barang jadi dalam skala besar.
Ilustrasi/Bisnis.com-NH
Ilustrasi/Bisnis.com-NH

Bisnis.com, JAKARTA--Komisi XI DPR meminta pemerintah memprioritaskan pembangunan dan pengembangan industri manufaktur dengan mengubah bahan baku menjadi barang jadi dalam skala besar.

Wakil Ketua Komisi XI DPR, Achmad Hafisz Tohir mengatakan langkah tersebut bertujuan agara volatilitas ekonomi Indonesia itu tidak terganggu ketika ada tekanan ekonomi global.

Menurutnya, selama ini ada kebutuhan barang yang sangat bergantung pada asing. Karena itulah pemerintah harus merubah arah politik kebijakan pembangunan perekonomian rakyat.

“Ke depan industri manufatur yang harus kita perkuat, supaya kita kuat menghadapi tekanan asing dan kuat berdiri diatas telapak kaki kita sendiri,” katanya kepada wartawan, Rabu (19/12).  

Menurut legislator Partai Amanat Nasional (PAN) itu, pertumbuhan Indonesia pada akhir tahun ini agak tertekan atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Karena itulah Komisi XI DPR berharap partumbuhan ekonomi bisa tumbuh 5,3% atau minimal 5,18%, namun Bank Indonesia menyebutkan hanya 5,1%.

“Nah itu tadi jawabannya. Kenapa begitu, karena kita terlalu mengandalkan pada industri yang berdasarkan kepada hasil sumber daya alam. Kita harus ubah itu, harus di industri manufaktur,” ujarnya.

Dia mengaku dulu Indonesia jualan minyak sawit mentah (CPO), ke depan seharusnya jualan industri kosmetik. Dulu jualan getah karet, ke depan Indonesia harus ubah jadi aspal atau dijual dalam bentuk bahan-bahan jadi yang sudah diproduksi.

“Karena itulah kita tidak boleh lagi mengandalkan pada raw material dan tenaga kerja kita terserap di situ,” ujar legislator dapil Sumatera Selatan I tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper