Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Impor BBM Selama November Naik

PT Pertamina (Persero) menaikkan volume impor bahan bakar minyak selama November 2018.
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) bersama Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kedua kiri) meninjau pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU saat kunjungan kerja di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Mohamad Hamzah
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kiri) bersama Dirut Pertamina Nicke Widyawati (kedua kiri) meninjau pengisian bahan bakar minyak (BBM) di salah satu SPBU saat kunjungan kerja di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Mohamad Hamzah

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menaikkan volume impor bahan bakar minyak selama November 2018.

Penaikan impor itu bertujuan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) selama libur Natal dan Tahun Baru 2019.

Selain BBM, volume impor elpiji (liquefied petroleum gas/LPG) selama November 2018 juga naik.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan bahwa Pertamina perlu antisipasi kenaikan konsumsi BBM dan elpiji menjelang libur akhir tahun sehingga impor BBM ditambah.

"Namun, kalau kita bagi rerata setahun [volume impor BBM dan elpiji] sebenarnya sama karena momen-momen seperti ini memang perlu diantisipasi, seperti Idulfitri dan akhir tahun," katanya kepada Bisnis, Senin (17/12).

Dari data Badan Pusat Statistik, impor BBM dengan kandungan oktan (RON) 90 atau Pertalite sepanjang November 2018 naik menjadi 756.671 ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya 490.807 ton.

Adiatma menjelaskan bahwa antisipasi kebutuhan elpiji akan disiapkan selama 21 hari kendati kapasitas penyimpanan hanya selama 16 hari. Begitu juga untuk produk BBM yang lain, pasokan dijaga di atas batas normal.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai impor migas tercatat US$1,37 miliar pada November 2018 turun 10,75% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Impor migas selama November turun 2,80% dari US$2,92 miliar menjadi US$2,84 miliar.

Sepanjang Januari—November, ekspor migas tercatat US$15,66 miliar, sedangkan impor bengkak hingga mencapai US$27,81 miliar.

Kendati volume impor BBM selama November naik, tetapi nilainya justru turun. Hal tersebut disebabkan harga minyak selama November lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) pada Oktober 2018 sebesar US$77,56 per barel kemudian turun menjadi US$62,98 per barel pada November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper