Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dewan Energi Nasional: Hasil Studi Kelayakan Proyek EBT bisa Ditawarkan ke Investor

Pemerintah pusat mengharapkan hasil kajian studi energi baru terbarukan (EBT) dapat ditindaklanjuti untuk ditawarkan kepada investor Denmark tahun depan.
Energi terbarukan/Istimewa
Energi terbarukan/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah pusat mengharapkan hasil kajian studi energi baru terbarukan (EBT) dapat ditindaklanjuti untuk ditawarkan kepada investor Denmark tahun depan.

Saleh Abdurrahman, Sekjen Dewan Energi Nasional mengatakan dari studi kelayakan awal itu, potensi pengembangan energi dan terbarukan bisa di atas 50%. Oleh karenanya, lanjut dia, dia mengharapkan potensi itu tak hanya berhenti pada tataran studi saja.

“Bahkan saya bilang untuk biomassa itu lebih besar lagi. Kita besok ketemu Gubernur untuk bahasa pengembangan biomass dan bioetanol. Soalnya di Lombok itu batubara kurang pas,”katanya Kamis (13/12/2018).

Menurutnya pemerintah Denmark juga merespon positif dan akan menindaklanjuti untuk mendatangkan investor Denmark langsung ke Lombok tahun depan.  Di sisi lain dari sisi pemerintah Indonesia, juga akan mengajak serta Bappenas dan Kementerian Keuangan.

Dia menyebut persoalan pendanaan semestinya bukan menjadi persoalan lantaran Bappenas memiliki beberapa skema pembiayaan. Sehingga, lanjutnya, pemerintah memutuskan skema pendanaan yang bunganya rendah dan tenornya panjang, supaya bisa terealisasikan.

Lombok, kata dia juga menjadi kota yang menarik bagi investasi asing. Selain itu juga, wilayah dengan jumlah penduduk dan permintaan yang cukup dengan industri yang bertumbuh. Pemerintah ingin ingin pertumbuhan energi terbarukan sejalan dengan perkembangan wilayah.

“Untuk itu kita di Lombok juga harus siap. Jangan sampai bikin regulasi yang keliru. Sampai sekecil2nya ga boleh. Kita sulit bersaing sama tetangga kita. Rasio elektrifikasi mereka mengejar kita,”imbuhnya.

Jika Lombok berhasil dalam pengembangan EBTKE (Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi), pemerintah ke-depannya akan kembali mencari 2 hingga tiga wilayah lainnya untuk dilakukan studi kelayakan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper