Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Konveksi Ponpes Asshiddiqyah Karawang Jalin Kerja Sama dengan INSA

Pondok Pesantren Asshiddiqyah Karawang tandatangani MoU dengan Indonesian National Shipowners Association (INSA) untuk serap hasil produksi industri kecil bentukan pesantren tersebut.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih  meninjau komponen otomotif produksi IKM di Kementerian Perindustrian (Selasa 27/11/2018). /BISNIS.COM
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih meninjau komponen otomotif produksi IKM di Kementerian Perindustrian (Selasa 27/11/2018). /BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA – Pondok Pesantren Asshiddiqyah Karawang tandatangani MoU dengan Indonesian National Shipowners Association (INSA) untuk serap hasil produksi industri kecil bentukan pesantren tersebut.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih kepada Bisnis. Gati yang ditemui usai acara Semarak Festival IKM di Jakarta, menjelaskan Pesantren Asshiddiqyah dibina Kemenperin untuk membuat unit bisnis konveksi.

Hasil produksi industri tersebut berupa sarung tangan dan lap untuk kapal laut menarik perhatian INSA untuk menyerap hasil produksinya. Melalui perantara Kemenperin, perjanjian kerja sama antar kedua pihak tersebut dijalin pada acara Semarak Festival IKM.

"Tahu kebutuhannya berapa? 7 ton per bulan, ini kan pasar yang bagus. Nanti barang-barang dari pondok pesantren itu akan diterima oleh INSA," ujar Gati, Kamis (13/12/2018).

Gati menjelaskan unit bisnis konveksi di Pesantren Asshiddiqyah merupakan salah satu langkah pengembangan iklim wirausaha di lingkungan pesantren. Program Santripreneur tersebut diharapkan Gati dapat memberikan nilai positif terhadap pondok pesantren dan para santri yang berpartisipasi.

Dia pun menjelaskan terdapat empat hal yang harus dikembangkan untuk mendorong daya saing IKM di era digital. Keempat hal tersebut adalah ciri khas produk, kualitas produk dan sumber daya manusia (SDM), pemanfaatan era digital, serta pola pemasaran yang baik.

Penguatan IKM melalui keempat hal tersebut, khususnya pemanfaatan era digital dapat terus mendorong pertumbuhan industri digital. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa industri digital dapat berkontribusi sebesar US$150 miliar bagi perekonomian nasional.

Industri digital yang tergolong ke dalam industri kreatif mencatatkan kontribusi yang terus meningkat terhadap PDB.

Berdasarkan data Kemenperin, pada 2015 industri kreatif menyumbang Rp852 triliun terhadap PDB, pada 2016 sebesar Rp923 triliun, dan menjadi Rp990 triliun pada 2017. Hingga akhir tahun ini, industri kreatif diproyeksikan akan menyumbang Rp1.000 triliun terhadap PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper