Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Indonesia Berpotensi Tumbuh Lebih Tinggi

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan diperkirakan bisa tumbuh lebih tinggi ke arah 5,6%.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sekaligus Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ari Kuncoro memberi pemaparan pada BNI Economy & Investment Outlook 2019. (12/12/2018)/Bisnis-Hadijah Alaydrus
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sekaligus Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ari Kuncoro memberi pemaparan pada BNI Economy & Investment Outlook 2019. (12/12/2018)/Bisnis-Hadijah Alaydrus

Bisnis.com, HONG KONG— Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan diperkirakan bisa tumbuh lebih tinggi ke arah 5,6%.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sekaligus Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk. Ari Kuncoro mengungkapkan ekonomi Indonesia berpotensi untuk tumbuh lebih tinggi hanya saja cukup berisiko.

"Kita bisa 5,6% atau 5,7%, tetapi saya bilang jangan kecepatan karena kalau Indonesia tumbuh cepat pasti current account akan naik," papar Ari dalam BNI Economy & Investment Outlook 2019, Rabu (12/12).

Menurut dia, setiap ekonomi Indonesia tumbuh lebih tinggi, masalah defisit transaksi berjalan selalu tumbuh. Untuk itu, salah satu upaya mempertahankan pertumbuhan yang berkualitas tanpa menyebabkan efek samping adalah dengan mengundang investasi langsung yang sifatnya value chain atau supply chain berorientasi ekspor. Dengan cara ini, Indonesia bisa tumbuh tinggi tetapi tidak menimbulkan defisit.

Ari menuturkan salah satu investasi yang bisa disasar adalah investasi di bidang otomotif dan perdagangan. Perusahaan yang bergerak di bidang otomotif dan perdagangan ini dapat didorong melakukan kerja sama dengan perusahaan di Indonesia dengan membentuk supply chain atau rantai pasok yang kuat.

Dia mencontohkan perusahaan otomotif asing dapat menggandeng UMKM besar untuk menghasilkan spareparts seperti jok mobil atau lainnya. Dalam hal ini, pemerintah seharusnya bisa memberikan insentif bagi perusahaan yang bersedia menggandeng partner di Indonesia untuk menciptakan produk yang bernilai tambah berbasis ekspor.

"Dengan ini masalah perdagangan dan neraca berjalan bisa hilang," tegas Ari.  Di sisi lain, upaya ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

                                           

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper