Bisnis.com. JAKARTA — Pemerintah diminta mewaspadai gejala kenaikan harga bahan pokok menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), menyusul adanya laporan tentang gangguan pasokan dan logistik pangan.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisonal Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansyuri menyebutkan, gejala kenaikan harga sejumlah bahan pokok telah terpantau selama sepekan terakhir.
Kenaikan itu khususnya terjadi di beberapa pasar di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Menurutnya, hal itu dipicu oleh musibah banjir di beberapa jalur pengiriman barang akibat intensitas hujan yang tinggi.
“Ada tren kenaikan harga bahan pokok sepanjang pekan lalu hingga awal pekan ini. Namun, yang paling kelihatan kenaikan [harganya] adalah untuk komoditas bawang merah dan [semua jenis] cabai. Kami mendapat laporan stok tahun ini aman di tingkat petani, tetapi hambatannya ada pada pengirimannya,” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (11/12/2018).
Menurut Ikappi, rata-rata harga cabai merah besar dan bawang merah per Selasa (11/12) mencapai masing-masing Rp36.000/kg dan Rp34.500/kg.
Padahal, harga acuan yang ditetapkan Kementerian Perdagangan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No.58/2018 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen, adalah Rp22.500/kg untuk bawang merah.
Menurutnya, suplai cabai dan bawang merah yang selama ini dipasok dari Jawa Timur dan Jawa Tengah terhambat oleh jalur logistik di pantai utara (pantura) yang sempat terendam banjir.
Akibatnya, pasokan kedua komoditas tersebut menjadi tersendat dan membuat harganya naik di beberapa pasar di DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Abdullah melanjutkan, kenaikan harga yang signifikan juga terjadi pada daging ayam dan telur ayam ras.
Menurut data yang dihimpunnya di sejumlah pasar tradisional di Ibu Kota dan di Jabar per Senin (11/12), rerata harga daging ayam bahkan telah menembus Rp40.000/kg, jauh di atas harga acuan yang ditetapkan dalam Permendag No.58/2018 senilai Rp32.000/kg.
Adapun, rerata harga telur ayam ras mencapai Rp26.500/kg alias di atas harga acuan yang ditetapkan otoritas perdagangan senilai Rp22.000/kg.
Kendati demikian, dia menilai harga kedua komoditas itu masih aman, lantaran tidak berubah banyak dari periode yang sama pada tahun lalu.
Bagaimanapun, dia tetap meminta pemerintah untuk segera melakukan penambahan stok atau operasi pasar (OP) di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Hal itu perlu segera dilakukan guna mengantisipasi potensi kenaikan harga bahan pangan pokok akibat gangguan saat pengiriman.
Sementara itu, Manajer Usaha dan Pengembangan Unit Pasar Besar Pasar Induk Kramat Jati Syarief Hidayatulloh mengatakan, kenaikan harga bahan pangan per Selasa (11/12) terpantau pada komoditas cabai merah keriting, cabai rawit merah, bawang merah, dan kelapa kupas.
Kenaikan harga semua jenis cabai per Selasa (11/12) terpantau mencapai kisaran Rp1.000/kg—Rp2.000/kg dibandingkan dengan hari sebelumnya. Pada rentang yang sama, rerata harga kelapa kupas naik Rp100/kg. Adapun, harga komoditas lain seperti semangka, kentang, jeruk dan tomat cenderung stabil.
“Hambatannya memang ada di pengiriman. Banjir yang terjadi selama beberapa hari pada pekan lalu di pantura membuat pengiriman dari Jawa Timur dan Jawa Tengah terhambat. Intensitas hujan yang cukup tinggi kabarnya membuat para petani menunda panen mereka, seperti yang dilakukan petani cabai di Magelang dan petani bawang di Brebes,” jelasnya.
SIKLUS TAHUNAN
Lebih lanjut, Syarief menjelaskan, fenomena gangguan pasokan bahan pangan akibat hujan menjadi persoalan yang terjadi setiap tahunnya.
Untuk itu, menurutnya, para pengelola pasar termasuk Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta Timur telah menimbun pasokan di gudang-gudang yang telah dimilikinya.
Namun demikian, dia meminta agar pemerintah tetap turun tangan untuk ikut melakukan operasi pasar. Pasalnya, pasokan yang ada di gudang-gudang hanya cukup untuk membantu mengintervensi pasar selama beberapa hari saja.
“Pertengahan Desember hingga awal tahun depan menjadi titik rawan. Biasanya curah hujan meningkat dan masyarakat mulai meningkatkan konsumsinya. Sementara itu, petani biasanya menunda panen hariannya karena curah hujan yang tinggi,” lanjutnya.
Saat dihubungi terpisah, Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmojo mengakui adanya hambatan dalam pengiriman pasokan cabai dari daerah sentra produksi menuju pasar besar di Jakarta dan Jawa Barat.
Hal itu salah satunya disebabkan oleh banjir yang menggenangi jalur pantura, terutama di Semarang.
Akibatnya, lanjut dia, truk-truk pengangkut cabai dari Magelang, Jawa Tengah dan Malang, Jawa Timur harus mengganti rute jalan yang lebih panjang untuk mencari jalur lain. Kondisi tersebut membuat pasokan yang dikirimkan ke Jakarta dan Jawa Barat tersendat.
“Selain itu, mayoritas petani di Magelang, menunda panen hariannya setidaknya selama 3 hari terakhir karena hujan deras yang melanda wilayah kami. Padahal, ketika hujan, petani pasti memilih untuk tidak melakukan panen. Sementara itu, dari Malang sebenarnya panennya aman, hanya terhambat di pengiriman via pantura saja,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Hortikultura Nasional Anton Muslim mengatakan, kenaikan harga pada sejumlah bahan pokok yang terjadi saat ini masih di tingkat wajar.
Selain itu, serapan untuk gudang-gudang di pasar induk juga terus dilakukan oleh para pengelola pasar.
Adapun, sejumlah komoditas yang didapatkan dari impor—seperti bawang putih dan daging sapi—jumlahnya masih berada di batas aman.
“Tetapi pemantauan harus terus dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah jangan sampai kebobolan nanti saat mendekati libur akhir tahun,” tegasnya.
Ketika dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Karyanto Suprih mengakui, dari hasil pantauannya, terdapat beberapa daerah yang mengalami kenaikan harga bahan pangan pokok.
Dia juga mengaku mendapatkan laporan bahwa jalur distribusi di beberapa kota terganggu karena gangguan banjir.
“Sementara ini solusi yang kami tempuh adalah mencari daerah terdekat yang stok komoditasnya berlebihan untuk dilimpahkan ke daerah lain yang terhambat pasokannya. Seperti untuk kebutuhan Jakarta, kami carikan pasokan di sekitar sentra produksi di Jawa Barat,” katanya.
Dia menjanjikan, Kemendag akan terus melakukan patroli ke daerah-daerah untuk memantau pergerakan harga pangan jelang akhir tahun.
Pemerintah pusat, lanjutnya, juga telah bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk terus memperbarui data kebutuhan dan produksi bahan pangan pokok di masing-masing daerah.
Sebelumnya, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian menjamin stok dan harga pangan jelang Nataru akan aman.
Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi mengatakan otoritas pertanian akan fokus pada 9 provinsi yang penduduknya banyak merayakan Natal, yaitu Sumatra Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Baear, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
“Kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan seluruh instansi dan pemangku kepentingan terkait untuk pengamanan pasokan dan stabilisasi harga pangan di tingkat pusat dan daerah. Kami juga rutin memantau pasokan dan harga pangan pokok dan strategis, terutama di pasar utama dan wilayah sentra produksi,” ujarnya belum alama ini.
Dia juga berjanji pemerintah siap melakukan OP yang selektif bersama dengan para pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas komoditas pangan di wilayah terntentu.
Perkembangan Harga Bahan Pokok Jelang Natal dan Tahun Baru (Rp/kg)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Komoditas 5 Des 6 Des 7 Des 10 Des 11 Des
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bawang Merah 28.300 28.600 28.800 29.350 29.400
Cabai merah besar 33.750 33.900 34.600 34.600 34.950
Cabai rawit hijau 36.150 36.350 36.800 36.000 36.600
Minyak goreng
kemasan bermerek 13.950 13.900 13.900 13.950 13.900
Daging ayam 35.850 35.850 35.750 35.850 36.000
Daging sapi 115.850 115.850 115.850 115.750 115.700
Telur ayam 25.350 25.450 25.550 25.700 25.750
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber: PIHPS 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel