Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PUPR Perkirakan Panjang Tol Surplus dari Target 1.000 Km

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan target panjang tol hingga akhir 2019 surplus dari target 1000 kilometer.
Jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) Seksi 1 Simpang Susun (SS) Tanjung Morawa-SS Parbarakan./Istimewa-PT Jasa Marga
Jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) Seksi 1 Simpang Susun (SS) Tanjung Morawa-SS Parbarakan./Istimewa-PT Jasa Marga

Bisnis.com, BANDUNG—Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkirakan target panjang tol hingga akhir 2019 surplus dari target 1000 kilometer.

Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR Sugiartanto mengatakan target 1000 kilometer sudah pasti bisa dilewati pihaknya mengingat hingga 2019 sejumlah jalan tol dipastikan tuntas dikerjakan. Selain tol Trans Jawa penuntasan juga akan didapat dari tol Trans Sumatera dan Kalimatan.  “[1000 kilometer] Lewat,” katanya di Gedung Sate, Bandung, Senin (3/12).

Pihaknya mencatat  saat ini pemenuhan target 1000 kilometer sudah didapat dari Palembang-Indralaya sepanjang 350 kilometer, lalu Merak-Surabaya sejauh 870 kilometer. Menurutnya pada 2019, target itu akan surplus ketika Pandaan-Malang yang mencapai 33 kilometer. “Cukuplah saya kira kalau 1000 kilometer tercapai,” tuturnya.

Angka ini dipastikan bertambah dengan tol Balikpapan-Samarinda sejauh 100 kilometer. Lalu ada penambahan dari tol Aceh-Singkil yang mencapai 70 kilometer, dan proyek tol Manado-Bitung sekitar 40 kilometer.“Belum Kualanamu-Medan, Medan-Bukit Tinggi dan Parapat segala macam itu 150 kilometer,” paparnya.

Penambahan lain bisa datang dari pengoperasian Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan dimana seksi II Tanjung Sari-Sumedang pada akhir 2019 mendatang. Pihaknya mengaku juga tengah mengupayakan agar seksi I Cileunyi-Tanjung Sari bisa turut dikerjakan karena urusan lahan sudah beres.  “Sambil jalan ini, nanti akhir tahun 2019,” katanya.

Di tempat yang sama, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pada 2019 pihaknya sudah memastikan mendapat alokasi sebanyak Rp110 triliun dari APBN. Basuki mengatakan anggaran sebesar itu akan difokuskan pada pembangunan jalan, jembatan hingga bendungan dan irigasi banjir. “Jalan dan jembatan itu sekitar Rp40 triliun,” ujarnya.

Menurutnya selain target kemantapan jalan dan urusan penuntasan tol, pihaknya dalam waktu dekat akan menggenjot penyerapan anggaran 2018. Dia menilai sejumlah pekerjaan masih harus dituntaskan guna menjaga serapan tinggi di kementerian yang ia pimpin. “Menjaga komitmen untuk mencapai prognosis 93% sesuai target yang ditetapkan, sekarang baru sekitar 80%-an,” katanya.

Basuki memastikan pada 2019 semua proyek PUPR harus seluruhnya berjalan dan tidak mengalami penundaan seperti sebelumnya. Dia menunjuk 49 proyek bendungan yang seluruhnya akan terkontrak pada 2019. “Selesai 2019 ada yang 18 selesai, nanti ada 9 waduk lagi. Sisanya 2020 terakhir 2022 selesai,” paparnya.

Sebelumnya diberitakan bisnis, sampai dengan akhir 2018 atau tersisa kurang dari sebulan sebelum tutup tahun, sepanjang 364,90 kilometer dari sembilan ruas  ditargetkan bisa rampung untuk segera dioperasikan.

Dengan begitu, sampai akhir 2018 panjang tol yang sudah rampung dalam 4 tahun terakhir mencapai 942 kilometer.

Kendati demikian, jumlah tersebut lebih rendah dari perkiraan awal Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sesuai dengan data pemantauan awal yang memperkirakan sepanjang 1.026,50 km bisa beroperasi pada periode 2015—2018.

Kepala BPJT Herry Trisaputra Zuna mengakui bahwa pada beberapa ruas tol, pembangunan memang tidak bisa sesuai dengan perkiraan awal karena beberapa faktor, terutama proses pembebasan lahan yang memakan waktu cukup lama.

Akan tetapi, katanya, pemerintah terus mencari cara untuk menyediakan lahan seefisien mungkin, kendati proses di lapangan memakan waktu cukup lama, misalnya, untuk tanah yang masuk proses konsinyasi.

Menurut Herry, seluruh pihak, baik Badan Pertanahan Nasional, Lembaga Manajemen Aset Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, hingga BPJT terus berkolaborasi agar pembebasan lahan bisa sesegera mungkin tersedia untuk beberapa pembangunan yang belum selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper