Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun Tanggul Tol Semarang—Demak Pakai Pinjaman China?

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengusulkan pinjaman luar negeri senilai Rp3,50 triliun untuk membiayai dukungan tunai pemerintah atau viability gap fund pada proyek jalan tol Semarang—Demak sepanjang 26,80 kilometer yang terintegrasi dengan tanggul laut.
Infodigital - Infografik - Infra - Tol Semarang Demak - 24 Agt 2018
Infodigital - Infografik - Infra - Tol Semarang Demak - 24 Agt 2018

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengusulkan pinjaman luar negeri senilai Rp3,50 triliun untuk membiayai dukungan tunai pemerintah atau  viability gap fund pada proyek jalan tol Semarang—Demak sepanjang 26,80 kilometer yang terintegrasi dengan tanggul laut.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto mengatakan bahwa usulan pinjaman tersebut sudah diajukan kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk dimasukkan dalam daftar rencana prioritas pinjaman luar negeri atau green book 2019.

Dana Rp3,50 triliun tersebut, katanya, akan digunakan untuk mendanai kewajiban pemerintah dalam proyek itu, yakni pembangunan tanggul sepanjang 8 kilometer.

Sementara itu, sisa pembangunan tanggul akan dilakukan oleh badan usaha jalan tol (BUJT) yang terpilih dalam proses lelang yang saat ini baru dalam tahapan prakualifikasi.

“Kami sudah ajukan ke Bappenas, sedang menunggu respons. Pinjaman rencananya kami propose ke China, tetapi ada juga yang menawarkan dari Korea [Selatan],” kata Sugiyartanto kepada Bisnis.com, Rabu (21/11/2018).

Viability gap fund merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada proyek dengan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang bertujuan meningkatkan kelayakan finansial proyek.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, nilai VGF yang diajukan tersebut jauh lebih kecil dari perkiraan kebutuhan untuk mendukung proyek tersebut pada awal tahun lalu, sekitar Rp10 triliun—Rp11 triliun.

Secara total, Sugiyartanto memperkirakan total nilai investasi proyek yang juga bertujuan untuk mengatasi rob tersebut sekitar Rp13 triliun—Rp15 triliun, jauh lebih rendah dari perkiraan awal untuk kebutuhan proyek ini sekitar Rp20 triliun—Rp21 triliun.

Turunnya perkiraan investasi tersebut salah satunya karena sebagian kebutuhan lahan sudah tersedia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Irene Agustine
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper