Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Powell Ingatkan Potensi Penaikan Suku Bunga AS Lebih Tinggi pada 2019

Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell menyampaikan bahwa ekonomi AS yang kuat saat ini dapat menghadapi tantangan pada tahun depan, seiring dengan para pembuat kebijakan mulai mencermati seberapa jauh suku bunga acuan bakal dinaikkan.
Jerome Powell/Bloomberg
Jerome Powell/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell menyampaikan bahwa ekonomi AS yang kuat saat ini dapat menghadapi tantangan pada tahun depan, seiring dengan para pembuat kebijakan mulai mencermati seberapa jauh suku bunga acuan bakal dinaikkan.

“Kami harus dan sedang memikirkan tentang seberapa jauh kenaikan suku bunga dan laju kenaikannya,” ujar Powell saat sesi tanya jawab di Dallas yang dimoderatori oleh Gubernur Fed Dallas Robert Kaplan, seperti dikutip Bloomberg, Kamis (15/11/2018).

Powell melanjutkan, tujuan bank sentral saat ini adalah memperpanjang masa pemulihan dan ekspansi ekonomi sambil menjaga tingkat pengangguran dan inflasi di level rendah.

Walaupun Powell terdengar sangat optimistis dengan outlook ekonomi AS, dia juga mengingatkan tentang beberapa potensi tantangan ke depannya, seperti perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara lain, berkurangnya manfaat stimulus fiskal, dan dampak kenaikan suku bunga (sejak akhir 2015) yang dilakukan The Fed terhadap perekonomian.

“Hal-hal itu adalah yang kami cermati. Kami mengetahui benar bahwa ketika kami membuat kebijakan, kami juga memikirkan beberapa dampak yang mungkin terjadi,” imbuhnya.

Adapun komentar Powell tersebut menggarisbawahi kompleksitas yang muncul dan dihadapi The Fed ketika dan setelah membuat kebijakan.

Sejauh ini, kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed mulai memengaruhi beberapa segmen dalam perekonomian Negeri Paman Sam, seperti sektor properti dan pengetatan kondisi keuangan, walaupun di sisi lain pasar pekerja AS masih bergairah dan inflasi berada di target level bank sentral sebesar 2%.

Sementara itu, perekonomian AS juga berhasil tumbuh dalam laju tahunan sebesar 3,5% pada kuartal III/2018 ditopang oleh pengeluaran konsumen (yang didukung oleh rendahnya tingkat pengangguran sejak 1969).

“Saya percaya ekonomi kita dapat tumbuh dan tumbuhnya cepat,” ujar Powell.

Adapun sejauh ini, otoritas moneter di AS tersebut masih melanjutkan kebijakan pengetatan yang gradual kendati mendapat kritik dari Presiden AS Donald Trump. Pada tahun ini, suku bunga telah dinaikkan sebanyak tiga kali dan kenaikan terakhir diperkirakan bakal dilakukan The Fed dalam rapat kebijakannya bulan depan.

“Kami akan berkomitmen untuk melayani publik dengan cara nonpartisan dan profesional, dengan cara memberikan komunikasi mengenai apa yang kami lakukan dan alasan kami melakukannya sejelas mungkin,” tutur Powell.

Di sisi lain, Powell terdengar tidak menghiraukan beberapa gejolak di pasar saham baru-baru ini. Padahal harga saham AS telah anjlok ke level terendahnya sejak 2011. Powell hanya menyampaikan bahwa pergerakan harga saham merupakan satu dari sekian banyak hal yang diperhitungkan oleh The Fed.

Namun demikian, Powell menegaskan, para pembuat kebijakan di bank sentral tetap mencermati kondisi pasar keuangan, ekonomi, dan bisnis yang terpengaruh akibat kenaikan suku bunga. 

Treasury AS pun tidak banyak berubah ketika diperdagangkan di Asia, dengan yield mengindikasikan bahwa komentar Powell tidak mengubah ekspektasi investor. 

Yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun berada di level 3,12% pada pukul 9.28 padi di Tokyo sementara saham berjangka S&P 500 turun tipis 0,1%. Keduanya memperlihatkan bahwa pelemahan harga saham pada pekan lalu masih akan berlanjut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper