Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PROYEKSI GULA KONSUMSI 2019: Impor Bahan Baku Berlanjut

JAKARTA — Impor gula mentah (GM) untuk bahan baku gula kristal putih (GKP) diprediksi berlanjut pada 2019, kendati produksi gula konsumsi nasional ditaksir naik.

Bisnis.com, JAKARTA — Impor gula mentah (GM) untuk bahan baku gula kristal putih (GKP) diprediksi berlanjut pada 2019, kendati produksi gula konsumsi nasional ditaksir naik.

Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Agus Pakpahan mengatakan, kebutuhan GKP nasional terus meningkat, sehingga kebijakan impor bahan baku masih akan dibutuhkan.

Kementerian Pertanian pekan lalu memroyeksikan produksi GKP pada 2019 mencapai 2,5 juta ton, tumbuh dari target produksi tahun ini sejumlah 2,2 juta ton. Padahal, konsumsi GKP nasional  2,9 juta ton. 

“Kalau masih pakai hitungan kasar dengan konsumsi 11 kg/kapita dalam setahun, konsumsi gula tahun depan masih sekitar 3 juta ton. Maka, masih ada kekurangan meskipun produksi naik jadi 2,5 juta ton,” jelas Agus, Minggu (11/11/2018).

Kendati luas lahan perkebunan tebu di luar Pulau Jawa naik, sebutnya, lahan tebu di Jawa terus merosot lantaran maraknya alih guna lahan. Dengan demikian, dia memperkirakan luas lahan perkebunan tebu tahun ini turun menjadi 427.000 hektare dari 447.000 hektare pada 2017.

Di sisi lain, rendemen tebu nasional saat ini masih sekitar 5%—6%, lebih rendah dari Thailand sebesar 10%. Alhasil, kendati ada penambahan luas lahan, produksi GKP tidak akan mengalami kenaikan siginifikan.

Menurut kalkulasi AGI, rendemen tebu pada 2019 tidak akan berubah banyak, meski bakal terjadi El Nino. Pasalnya, perawatan lahan tebu tidak dilakukan secara maksimal tahun ini oleh petani maupun perusahaan.

Ekonom Indef Rusli Abdullah berpendapat, penambahan jumlah investor pabrik gula (PG) yang diharapkan menambah luas lahan tebu tidak akan memberikan hasil instan pada 2019.

“Solusi dalam waktu singkat memang masih berupa impor bahan baku. Namun, sampai kapan kebijakan tambal sulam seperti ini dilakukan? Perlu adainsentif lebih bagi petani, terutama dalam meningkatkan produktivitas kebunnya,” jelasnya.

 Di sisi lain, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, hingga saat ini dia belum mendapatkan data proyeksi produksi GKP 2019.

“Belum ada pembahasan soal kebutuhan impor tahun depan. Mungkin nanti setelah ada rapat koordinasi terbatas dengan Menteri Koordinator Perekonomian.”

Sebelumnya, Oke menegaskan impor GM baik untuk GKP maupun gula kristal rafinasi (GKR) akan mengacu pada neraca pergulaan nasional yang masih dalam proses penyusunan.

Tahun ini, pemerintah telah menerbitkan izin impor GM untuk GKP sejumlah 1,1 juta ton kepada Perum Bulog (Persero) melalui anak usaha PT Gendhis Multi Manis, tiga anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X, PTPN XI, dan PTPN XII.

Terpisah, Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat (APTRI) Soemitro Samadikoen memperkirakan, produksi GKP pada 2019 hanya akan mencapai 2 juta ton.

“Saya menerima banyak laporan bahwa beberapa lahan tebu milik BUMN tidak digarap dengan baik dan justru disewakan untuk ditanami komoditas lain,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper