Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Perincian Harga Biodiesel & Bioetanol Selama November 2018

Kementerian ESDM menetapkan harga bahan bakar nabati (biodiesel) pada November sebesar Rp7.277 per liter. Harga ini berlaku juga untuk pelaksanaan program mandatory B20 atau campuran biodiesel ke dalam bahan bakar minyak (BBM) sebesar 20%.
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada kendaraan di SPBU Coco, Kuningan, Jakarta, Jumat (31/8/2018). Pemerintah melalui badan usaha penyedia BBM dan produsen bahan bakar nabati menerapkan program pelaksanaan kewajiban pencampuran penggunaan biodiesel sebanyak 20 persen pada BBM segera dilaksanakan mulai Sabtu (1/9/2018)./Antara-Aprillio Akbar
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada kendaraan di SPBU Coco, Kuningan, Jakarta, Jumat (31/8/2018). Pemerintah melalui badan usaha penyedia BBM dan produsen bahan bakar nabati menerapkan program pelaksanaan kewajiban pencampuran penggunaan biodiesel sebanyak 20 persen pada BBM segera dilaksanakan mulai Sabtu (1/9/2018)./Antara-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian ESDM menetapkan harga bahan bakar nabati (biodiesel) pada November sebesar Rp7.277 per liter. Harga ini berlaku juga untuk pelaksanaan program mandatory B20 atau campuran biodiesel ke dalam bahan bakar minyak (BBM) sebesar 20%.

Berdasarkan Surat Direktur Jenderal EBTKE nomor 5307/12/DJE/2018 tanggal 26 Oktober 2018, pemerintah menetapkan Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati (HIP BBN) untuk dua jenis komoditas bahan bakar, yaitu biodesel dan bioetanol. Kedua komoditas tersebut mengalami perubahan yang berbeda.

HIP untuk biodiesel mengalami penurunan, sedangkan HIP bioetanol mengalami kenaikan. Menurut surat itu, untuk harga biodiesel Rp 7.277/liter belum termasuk ongkos angkut yang telah ditetapkan sebelumnya dalam Kepmen ESDM No. 1770 K/12/MEM/2018.

Jika dibandingkan bulan sebelumnya, harga Biodiesel mengalami penurunan Rp 64/liter dari HIP pada Oktober 2018 yang mencapai Rp7.341/liter.

“Turunnya harga biodiesel didorong oleh turunnya harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) di pasaran global lantaran masih melimpahnya stok minyak sawit. Untuk itu, kebijakan B20 diharapkan mampu mengerek kembali harga dan penyerapan CPO,” ungkap laporan yang dirilis Selasa (6/11/2018).

Berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), rata-rata harga sawit dunia sepanjng Agustus 2018 hanya US$577,5 per ton dan bergerak di kisaran US$542,5 hingga US$577,5 per ton.

Sementara itu, kenaikan harga terjadi pada HIP bioetanol. Harga pasar bioetanol diplot sebesar Rp 10.457 per liter oleh Pemerintah, terjadi kenaikan sebesar Rp80 dari bulan Oktober 2018 yaitu sebesar Rp10.377 per liter.

Faktor kenaikan ini ditentukan oleh rata-rata tetes tebu Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) selama 25 Juni 2017 - 24 Desember 2018 tercatat sebesar Rp 1.619 per kg ditambah besaran dolar Amerika Serikat, yaitu USD 0,25 per liter dikali 4,125 kg per liter.

Untuk diketahui, HIP BBN ditetapkan setiap bulan dan dilakukan evaluasi paling sedikit 6 bulan sekali oleh Direktur Jenderal EBTKE.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper