Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menhub: Hasil Investigasi Lion Air JT 610 Paling Cepat 6 Bulan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 paling cepat terbit enam bulan kemudian.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan keterangan pers terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/10/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan keterangan pers terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (29/10/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 paling cepat terbit enam bulan kemudian.

"Saya tanya KNKT berapa lama proses itu berlangsung. Memang cukup lama, paling tidak enam bulan karena ada beberapa proses yang dilakukan," kata Budi usai pembukaan Lokakarya Wartawan di Jakarta, Jumat (2/11/2018).

Budi mengatakan, saat ini masih memfokuskan perhatian pada pencarian kotak hitam kedua karena baru satu ditemukan, antara Flight Data Recorder atau Cockpit Voice Recoder (CVR).

"Sekarang baru ketemu yang FDR, satu lagi ada CVR, kami tunggu dan harapkan 1-2 hari ini jalan," katanya.

Dikatakan, KNKT juga akan meminta data dari pihak menufaktur, dalam hal ini, Boeing untuk melengkapi bahan investigasi.

"Juga karena ada konfirmasi yang harus dilakukan manufakturnya dan pihak tertentu. Seperti apa tindak lanjutnya itu nanti," ujar Budi.

Saat ini, KNKT sudah bertemu dengan pihak Boeing untuk merancang proses investigasi termasuk pendampingan dalam hal-hal teknis.

"Yang sudah ketemu Boeing itu KNKT. Saya belum tau apa yang dibicarakan," tutur Budi.

Sementara itu, KNKT tengah merancang rencana investigasi dengan Boeing terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

"Kami punya rencana investigasi seperti apa kemudian dia masuk mana saja yang bisa dibantu," kata Investigator Transportasi Udara KNKT Ony Suryo Wibowo.

Selain itu, ia juga meminta buku panduan (manual book) Boeing-737 Max 8 untuk dipelajari sebagai bagian dari proses investigasi.

"Buku. Kami kan tidak punya buku, manual book untuk Max-8," katanya.

Dia mengatakan akan berupaya menemukan kotak hitam yang kedua, karena sampai saat ini dirinya masih belum bisa menentukan kotak hitam yang telah didapatkan itu Flight Data Recorder (FDR) atau Cockpit Voice Recorder (CVR).

Ony menjelaskan apabila CVR tidak ditemukan, akan sangat sulit untuk melakukan investigasi karena tidak ada data kuat.

"Ya akan sulit. Kami tidak punya data apapun. Apabila hanya FDR bisa tapi itu kan angka, kalau ketemu angka itu kan gambar sebenarnya seperti apa. Mungkin kalau CVR-nya aja, ngomong-ngomong di cockpit. Saya melotot ke Anda, emangnya FDR tahu matanya ke mana tangannya ke mana, intonasinya seperti apa," katanya.

Sementara itu, KNKT hanya memiliki 30 hari untuk menemukan kotak hitam lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper