Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Masih Jadi Mitra Dagang dan Investasi yang Menarik bagi Jerman

Pengusaha asal Jerman masih melihat pasar Indonesia sebagai pasar yang positif. Pemilihan umum (Pemilu) dinilai tidak menjadi hambatan dalam berinvestasi di Indonesia.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Kanselir Jerman Angela Merkel saat upacara penyambutan kedatangan Jokowi di Berlin, Jerman, Senin (18/4/2016)./REUTERS-Hannibal Hanschke
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Kanselir Jerman Angela Merkel saat upacara penyambutan kedatangan Jokowi di Berlin, Jerman, Senin (18/4/2016)./REUTERS-Hannibal Hanschke

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengusaha asal Jerman masih melihat pasar Indonesia sebagai pasar yang positif. Pemilihan umum (Pemilu) dinilai tidak menjadi hambatan dalam berinvestasi di Indonesia.
 
Presiden Direktur PT Astra International Tbk. (ASII) sekaligus Ketua Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (EKONID) Priyono Sugiarto mengungkapkan saat ini, investor dari Jerman masih melihat Indonesia sebagai negara yang prospektif.
 
"Sangat positif, kalau dengar ceritanya, sangat positif melihat Indonesia karena dinilai sebagai negara yang kuat," tuturnya, Jumat (2/11/2018).

Pemilu di Indonesia, yang akan dilangsungkan tahun depan, dipandang sebagai sesuatu yang lazim digelar setiap lima tahun sehingga tidak menjadi sentimen yang menghambat investasi.
 
Terkait perkembangan nilai mata uang, Priyono menyatakan Indonesia bukan hanya satu-satunya negara yang kursnya mengalami pelemahan. Depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang mencapai 12% sejak awal 2018 memang dinilai tidak wajar, tetapi ini adalah tren yang terjadi di seluruh dunia. 
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perdagangan Indonesia dengan Jerman mencapai US$4,62 miliar per semester I/2018 atau meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya US$3,98 miliar.

Namun, jika dilihat di neraca perdagangan, Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,04 miliar dari perdagangan dengan Jerman pada semester I/2018. Besaran ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya US$459,4 juta.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper