Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Rugi Rp18,46 Triliun, Ini Respons Pemerintah

Kendati PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menderita kerugian Rp18,46 triliun pada kuartal iii/2018, pemerintah tidak akan menaikkan tarif dasar listrik hingga 2019.
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis
Petugas PLN/Bisnis.com-Denis

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menderita kerugian Rp18,46 triliun pada kuartal iii/2018, pemerintah tidak akan menaikkan tarif dasar listrik hingga 2019.

Kendtai kinerja PLN rugi, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng menegaskan bahwa sejauh ini pemerintah tidak memiliki rencana untuk menaikkan tarif listrik dalam waktu dekat.

Menurutnya, kondisi keuangan PLN  sejauh ini masih terbilang terkendali. Pasalnya, secara operasional, kinerja PLN masih positif. Laba perseroan sebelum selisih kurs pada kuartal III/2018 tercatat sebesar Rp9,6 triliun.

"Pemerintah tidak ada rencana untuk penyesuaian tarif listrik sampai tahun depan.  Kinerja operasional PLN masih oke," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (31/10/2018).

Dia meyakini bahwa kondisi rugi kurs yang dialami PLN tidak akan mengganggu proyek yang sedang dikerjakan perseroan. 

"Yang penting pemerintah masih dukung PLN [subsidi listrik]. Investor luar negeri saja masih percaya dan peringkat PLN masih bagus." 

Tidak jauh berbeda dengan PT Pertamina (Persero) yang juga mengalami tekanan akibat penguatan harga minyak mentah dunia. Di sisi lain, Pertamina harus menahan harga BBM. Padahal, selain harga minyak naik, kurs rupiah melemah sehingga semakin menekan perseroan.

Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno sebelumnya pernah mengatakan bahwa akibat dinamika harga minyak dunia, laba bersih Pertamina sampai semester I/2018 tidak sampai Rp5 triliun atau jauh dari target Rp32 triliun.

Jika benar, maka kinerja Pertamina merosot tajam dibandingkan dengan semester I/2017 yang meraup laba mencapai Rp18,7 triliun dengan penyesuaian kurs pada saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper